RT - readtimes.id

Aleksitimia, Perilaku Sulit Mengungkapkan Emosi

Readtimes.id– Tiap orang tentu memiliki berbagai warna emosi yang terkadang senang, sedih, bahagia, cemas, marah, dan kecewa. Namun, tahukah kamu ada orang yang ternyata tidak bisa mengeluarkan emosinya. Keadaan tersebut dinamakan aleksitimia.

Aleksitimia merupakan keadaan seseorang tidak bisa mengenali dan mengungkapkan emosi yang dimilikinya. Seperti yang telah dijelaskan di akun twitter dr. Andreas Kurniawan, SpKJ selaku psikiater di Jakarta.

“Orang yang mengidap aleksitimia menyadari bahwa ada hal baik yang terjadi misalnya anaknya lahir, naik gaji, ataupun dapat hadiah tapi mereka kesulitan untuk merasakan atau menyampaikan emosinya. Seolah sinyal dari dalam tubuhnya terputus,” jelasnya (28/3).

Pada sebagian orang, hal-hal tersebut akan membuat mereka senang tak karuan, namun pada pengidap aleksitimia dia akan merasa biasa saja.

Bagi para pengidap aleksitimia, kondisi yang mereka alami tidak menjadi masalah. Tapi tanpa mereka sadari, mereka akan menjadi sulit bersosialisasi dengan lingkungannya.

“Orang aleksitimia kadang dianggap dingin dan tak berperasaan, dan mungkin bisa membuat suasana jadi canggung, itu bisa jadi masalah dalam relasi lingkungan,” jelas dr. Andreas..

Selain kesulitan dalam bersosialisasi, orang dengan aleksitimia akan sulit termotivasi. Pasalnya, sebuah motivasi akan muncul ketika kamu mengetahui sesuatu yang bisa membuatmu merasa puas, senang, dan bangga, sehingga ada keinginan untuk mencapai sesuatu. Namun apabila kamu tidak bisa merasakan emosi seperti itu, motivasi akan sulit muncul.

Yang perlu kamu ketahui, seseorang pengidap aleksitimia bukannya tidak memiliki perasaan cemas. Hanya saja, mereka tidak bisa mendeteksi dan tidak bisa menyampaikannya. Ketika hal tersebut terjadi, maka perasaan akan menjadi berdebar-debar, sakit kepala, sakit perut, bahkan sesak nafas.

Menurut dr. Andreas, penyebab aleksitimia kemungkinan terjadi karena cara kerja otak yang tidak memproses emosi dengan baik. Ada juga yang mengalami aleksitimia karena bawaan genetik, dan trauma. Selain itu, anak-anak penderita autisme juga akan mengalami kondisi tersebut.

Ada berbagai jenis terapi untuk aleksitimia, contohnya seperti terapi untuk mengalami perasaan dan warna emosi, dan ada juga terapi mindfulness untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasikan sensasi perasaan yang muncul.

Editor: Ramdha Mawaddha

Dewi Purnamasakty

Tambahkan Komentar

Follow Kami

Jangan biarkan infomasi penting dan mendalam dari kami terlewatkan! Ikuti sosmed kami: