RT - readtimes.id

Botox Apakah Solusi Untuk Semua Kerut Wajahmu?

Seiring bertambahnya usia, tentu banyak perubahan pada tubuh yang tidak bisa di hindari termasuk pada kulit. Kerutan di wajah tentu muncul seiring dengan pertambahan usia. Bahkan garis tawa, cermin hidup bahagia, disebut sebagai kerutan mengganggu yang perlu dihilangkan. Bagaimana cara kita mengembalikan kulit muda sembari menerima bahwa kerutan dan garis wajah adalah bukti hidup bahagia?

Saat ini salah satu perawatan kecantikan dan anti aging (anti-penuaan) yang sangat populer di masyarakat adalah Botulinum toxin atau yang di kenal dengan Botox. Perawatan ini dilakukan untuk menghilangkan atau meminimalisir munculnya kerutan dan tanda penuaan lainnya.

Namun,apakah Botox merupakan solusi untuk semua kerut wajah? Kali ini readtimes.id akan mengulas beberapa penjelasan dari dr. Fitria Agustina,SpKK,FINSDV mengenai perawatan kecantikan yang satu ini.

Suntik botulinum toxin adalah prosedur tindakan medik di bidang dermatologi yang digunakan untuk pengobatan garis-garis kerut akibat ekspresi wajah sepertiga atas, yaitu kerut daerah glabela, garis-garis kerut horisontal di dahi, kerut sekeliling mata dan hiperhidrosis pada ketiak, kadang- kadang juga digunakan untuk platysma band di leher, kerut halus sekitar mulut (cigarette line), garis-garis marionette dan synkinesis pasca operasi wajah bagian bawah.

“Botulinum toxin tidak dapat mencegah tanda-tanda penuaan lain misalnya kulit kering, kelainan pigmentasi dan kelainan pembuluh darah Mekanisme kerja botulinum toxin adalah menghambat asetilkolin pada neuro-muscular junction sehingga menyebabkan paralisis flasid. Asetilkolin merupakan nerotransmiter yang menstimulasi otot halus dan kelenjar keringat. Setelah BTX diinjeksikan, toksin ini berdifusi ke dalam jaringan hingga terikat secara selektif dan irreversible di terminal presinaptik neuro-muscular junction, lalu menempel pada protein membran spesifik yang bertanggung jawab terhadap ekskresi asetilkolin. Dengan begitu Toksin dengan cepat menginhibisi pelepasan asetilkolin pada neuromuscular junction menyebabkan relaksasi otot lokal dan reversible, akhirnya mengurangi garis-garis wajah.”

Karena beberapa garis-garis pada wajah timbul akibat kontraksi terus-menerus dari otot wajah. Menurut dr. Fitria tentu ada efek samping dari Botox ini “akan timbul berupa kejadian normal pada proses injeksi misalnya pendarahan, hematom, bengkak, eritema, hipestesia sementara, bekas tanda suntikan dan nyeri tempat suntikan. Reaksi pada tempat suntikan ini dapat dihindari dengan penggunaan jarum yang lebih kecil, aplikasi anestesi topikal 10 – 15 menit sebelum injeksi, dan pengenceran BTX menggunakan saline. Kondisi asimetris saat kontraksi otot misalnya saat senyum juga merupakan salah satu efek samping lainnya yang mungkin terjadi. Namun semua efek samping yang terjadi akan berkurang secara perlahan setelah efek paralisis toksin menghilang.”

Durasi kerja BTX berbeda pada setiap individu karena susunan otot yang berbeda sehingga membutuhkan terapi individual. Laki-laki membutuhkan dosis lebih tinggi karena otot laki-laki lebih besar dibandingkan dengan perempuan. Efek klinis akan tampak 1-4 hari setelah terapi, efek puncak terjadi 1-4 minggu dan akan menurun setelah 3- 4 bulan.

Karena Botulinum Toxin merupakan obat dengan batas keamanan yang luas (LD50 pada manusia mencapai 40 U/ kgBB), sehingga pemakaian untuk kosmetik relatif aman. Pemakaian BTX-A tidak menimbulkan perubahan pada terminal saraf dan otot target yang persisten. Umumnya tidak ada efek samping jangka panjang atau yang membahayakan pada penggunaan BTX di bidang dermatologi, karena terapi BTX tidak berhubungan dengan efek klinis yang permanen. Botulinum toxin cukup aman dan efektif pada penggunaan untuk terapi kerutan pada wajah.

Fransiska Ignasia

Tambahkan Komentar

Follow Kami

Jangan biarkan infomasi penting dan mendalam dari kami terlewatkan! Ikuti sosmed kami: