Readtimes.id– Dokter Indonesia mendapat sorotan setelah cerita Kiky Saputri viral di dunia maya. Kala itu Kiky ikut merespons kebingungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentang 2 juta orang Indonesia yang berobat ke luar negeri.
“Satu juta-kurang lebih satu juta ke Malaysia, kurang lebih 750 ribu ke Singapura, dan sisanya ke Jepang, ke Amerika, ke Jerman, dan lain-lain, mau kita terus-teruskan?” sebut Jokowi saat lakukan kunjungan ke Mayapada Hospital Bandung pada Senin, 6 Maret 2023.
Kiky Saputri pun membeberkan pengalaman pribadinya saat salah satu anggota keluarganya memilih berobat keluar negeri.
“Mertua saya didiagnosa stroke kuping karena tiba-tiba pendengarannya terganggu. Disuntik dalamnya malah makin parah pendengarannya,” tulis Kiky Saputri pada 6 Maret 2023.
“Akhirnya ke Rumah Sakit Singapura dan diketawain sama dokternya mana ada stroke kuping. Itu cuma flu jadinya bindeng ke telinga dan sekarang sudah sembuh. Kocak kan?” lanjutnya.
Cuitan komedian ini pun mengundang pro kontra dari tenaga kesehatan maupun masyarakat awam. Namun tak sedikit cerita serupa yang akhirnya ikut terkuak.
Kasus salah diagnosa pun turut menimpa Asma (20). Mahasiswa ini mulanya memiliki keluhan sakit perut, mual, dan lemas selama satu minggu.
“Setelah menyampaikan semua keluhan di Puskesmas, perawat atau dokter spontan bertanya apakah saya tidak telat haid,” tutur Asma kepada Readtimes.
Pihak Puskesmas mencurigai Asma sedang hamil. Ia pun diminta untuk cek kehamilan dan hasilnya negatif. Ia juga diminta ke laboratorium untuk mengecek untuk keperluan pemeriksaan lebih lanjut.
“Saya langsung ke lab untuk tes darah, saat hasilnya sudah keluar saya balik lagi ke Puskesmas tersebut sambil membawa hasilnya dan dokter di sana menyebut kalau saya gejala tipes,” lanjut Asma.
Merasa tidak yakin, Asma pun kembali melakukan pemeriksaan di dokter praktik. Hasilnya, ia tidak memiliki sakit tipes, tetapi didiagnosa menderita asam lambung.
Kasus Asma dan Kiky Saputri bukanlah hal baru di dunia kesehatan. Akan tetapi, hal tersebut menandakan bahwa pelayanan kesehatan di Indonesia masih perlu dibenahi. Apalagi bila melihat hasil survei kualitas layanan kesehatan di tanah air yang memang masih kalah dari negara tetangga.
Menurut survei kualitas layanan kesehatan oleh Johns Hopkins Center for Healthy Security pada 2020, kualitas kesehatan Singapura menempati peringkat tiga di Asia Tenggara dan mempunyai nilai indeks 58,7.
Sedangkan Malaysia berada di peringkat dua memiliki nilai indeks mencapai 62,2. Dan Indonesia sendiri berada di peringkat 4 di Asia Tenggara untuk kualitas kesehatan dengan indeks 56,6.
Pemeringkatan tersebut dilakukan berdasarkan pada 6 kategori, yaitu pencegahan, deteksi dan pelaporan, kecepatan merespons, sistem kesehatan, pemenuhan terhadap standar internasional, dan risiko lingkungan.
Menanggapi kegaduhan soal kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia, menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, kritik seharusnya menjadi perbaikan bersama bagi semua pihak terkait. Hal Ini sekaligus menanggapi banyak pihak memilih berobat ke luar negeri lantaran biaya yang lebih murah.
“Kalau ada masukan dari luar, sikap kita dengar masukan itu. Kalau masukan itu berupa kritik, tidak usah merasa sakit hati dan merespons secara negatif,” katanya kepada wartawan, di Jakarta, Selasa 14 Maret 2023.
452 Komentar