Readtimes.id- Nama Abdee ‘Slank’ atau Abdi Negara Nurdin kini jadi perbincangan publik. Abdi menambah rentetan para pendukung Presiden Joko Widodo dengan mendapat jabatan spesial sebagai komisaris di salah satu perusahaan badan usaha milik negara (BUMN). Bukan hanya Abdi, mereka tim sukses Jokowi dalam pemilihan presiden satu persatu mendapatkan ‘tempat’ di sejumlah perusahaan plat merah.
Pakar ekonomi dari Universitas Hasanudin, Prof. Dr. Alimuddin, S.E., MM., AK., CPMA mengatakan, menjadi tim sukses lalu terpilih menjadi komisaris, itu sah-sah saja dilakukan jika para komisaris terpilih memiliki kompetensi sesuai bidangnya. Setidaknya, memiliki kompetensi dasar dan rekam jejak sesuai kebutuhan. Sebaiknya mereka paham membaca analisis keuangan perseroan, paham regulasi dalam mengatur industri, serta paham nature of business perseroan.
Selain itu perlu kejelasan dan transparansi mengenai penetapan kriteria calon komisaris, sumber bakal calon, tata cara penilaian dan penetapan, mekanisme, hak dan kewajiban serta akuntabilitas kinerja komisaris di BUMN dan BUMD. Ada pihak independen yang menyeleksi bukan pemerintah memilih karena mereka adalah tim sukses.
Amanah yang diberikan Negara kepada BUMN untuk kemanfaatan berupa penyedia barang dan/atau jasa bermutu tinggi serta memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak. Namun, BUMN semestinya memberikan sumbangan bagi perekonomian nasional, disisi lain perusahaan plat merah ini bahkan dimanfaatkan sebagai lahan basah bagi politisi.
Fenomena politik kekuasaan menjadi salah satu penghalang BUMN dan BUMD sulit mendulang keuntungan. Padahal banyak aspek yang membuat mereka untung.
“Ketidaksesuaian kompetensi yang dimiliki oleh pemegang jabatan, bisa merusak system. Komisaris bertugas untuk mengawasi segala kegiatan perkantoran, komisaris juga bekerjasama dengan Direksi dan bertanggung jawab atas kemajuan perusahaan serta membawahi bawahan secara efektif. Bagaimana dia bisa mengambil keputusan yang baik kalau tidak punya kompetensi. Akhirnya fungsi pengawasan tidak begitu berjalan dengan baik,” ujarnya kepada readtimes.id, Selasa 1 Juni 2021.
Bagi yang punya kapasitas, dengan cepat mengambil keputusan tanpa harus bepikir lama dalam menentukan keputusan. Pimpinan yang kompeten dibidangnya, tentunya berpengaruh terhadap pertumbuhan perekonomian. Sebaliknya, jika kurang kompeten dibidangnya akan berdampak pada perekonomian Indonesia yang menurun, juga menyebabkan kurangnya kepercayaan terhadap para investor, sehingga para investor lebih memilih dan tertarik berinvestasi pada perusahaan swasta.
2 Komentar