RT - readtimes.id

Cara Sehat Menggunakan Media Sosial

Melalui survey Microsoft dengan judul Digital Civility Index (DCI) yang memasuki tahun kelima, Indonesia mendapatkan posisi 29 sebagai negara dengan pengguna internet dengan tingkat kesopanan terendah. Microsoft melakukan survei lebih dari 16.000 remaja dan dewasa di lebih dari 30 negara. Sistem penilaiannya dari skala nol hingga 100, dimana skor yang lebih rendah sama dengan kesopanan yang lebih baik.

Ujaran kebencian menempati dua terbesar dari tiga risiko online terbesar yang dihadapi orang Indonesia yakni sebesar 27 persen. Survei tersebut juga menunjukkan bahwa kaum milenial adalah generasi yang paling terdampak oleh bullying sebesar 54 persen. Tentu survei tersebut tidak menggambarkan secara menyeluruh namun daripada menyerang Microsoft yang semakin membuktikan survei tersebut benar, lebih baik mengubah media sosial lebih positif mulai dari diri sendiri.

Sebab dampak dari media sosial bagi psikologis sangat besar, menurut Mega Indrawati Onggo S. Psi., M. Psi, Psikolog efek hate speech dan bullying dapat memunculkan stress ke orang yang menjadi korbannya. Dari stress kemudian dapat berkembang menjadi depresi (muncul rasa sedih berkelanjutan, merasa tidak berdaya, merasa hilang harapan karena ketidakadilan yang dirasakan) lalu kecemasan, dan kehilangan rasa percaya diri. Self harm juga menjadi efek dari adanya hal tersebut, bahkan sampai bunuh diri dan percobaannya.

Mega menambahkan kita bisa mencegah menjadi pelaku hate speech dan bullying dengan beberapa hal seperti menyadari konten yang dilihat di media sosial sebagai bentuk jaga-jaga agar tidak mengikuti konten negatif yang bisa menjadi pemicu dan tersesat dalam hal negatif, membatasi waktu dan macam penggunaan media sosial, mengikuti komunitas/kelompok/teman-teman yang memberikan dampak positif, mengenali diri sendiri saat kesehatan mental kurang baik agar tidak melampiaskan ke orang lain lewat media sosial, terakhir mencari kegiatan yang meningkatkan kepercayaan diri.

Ia menjelaskan peran orang tua juga bisa membantu dengan melakukan pengawasan, mengikuti aturan usia di media sosial, mengajak anak berdiskusi tentang konten yang ada dan kerjasama dengan pihak keluarga atau sekolah saat anak aktif menggunakan media sosial. Lalu menghindari mengungkapkan prasangka saat dihadapan anak karena bisa menjadi pemicu anak melakukan online bullying ataupun hate speech.

Mega berbagi ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membuat  media sosial menjadi tempat yang lebih positif minimal untuk diri sendiri dan lingkar pengikut seperti dengan mindful dalam menggunakan media sosial ketika membagikan informasi termasuk berkomentar ke orang lain, mempertanyakan kebenaran dan kredibilitas informasi yang diterima sebelum membagikan ke orang lain, dan memberikan edukasi pada orang terdekat terutama anak-anak / orang yang sudah berusia agar mereka lebih hati-hati memproses informasi online.

Coba dipikirkan kembali mengapa kamu menggunakan media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, atau yang lainnya. Bisa terhubung dengan teman jauh? Bisnis? Berbagi informasi? Mulai sekarang, kelola media sosial mu dengan baik sehingga menurunkan risiko berdampak negatif pada kesehatan mental. Bukan hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk orang lain.

Mari sebar kebaikan dan kepositifan!

Ona Mariani

4 Komentar

Follow Kami

Jangan biarkan infomasi penting dan mendalam dari kami terlewatkan! Ikuti sosmed kami: