RT - readtimes.id

Covid-19 Kembali Meledak, Rupiah Kacau Balau

Readtimes.id— Lonjakan kasus baru corona di Indonesia kembali mencapai rekor baru. Kasus kembali meroket berakibat pada pergerakan rupiah yang tidak karuan.

Sebelumnya, dalam sepekan terakhir Indonesia mengalami lima kali rekor penambahan kasus harian tertinggi. Yaitu pada 21 Juni sebanyak 14.536 kasus, 23 Juni mencapai 15. 308 kasus. Jumlah kasus meningkat drastis esok harinya 24 Juni sebanyak 20.574 kasus, pada 26 Juni mencapai 21.095 kasus, dan 27 Juni kasus harian Covid kembali meledak di angka 21.342 kasus harian.

Ledakan kasus Covid-19 membuat rupiah tidak berdaya. Pada Minggu 27 Juni, rupiah melemah 0,35% ke Rp. 14.460/US$ melawan dolar AS, dan paling parah rupiah anjlok 2,31% melawan Krona Swedia.

Lalu bagaimana Covid dapat mempengaruhi anjloknya rupiah?

Dalam dua minggu terakhir, rata-rata pasien positif bertambah sebanyak 13.748 orang per hari. Total kasus di RI terhitung hinga 27 Juni 2021 mencapai 2.1 juta orang dengan kasus aktif sebanyak 194.776 orang.

Hal tersebut memunculkan sentimen negatif terhadap pasar finansial karena pemerintah kembali melakukan Pemberlakuan Pembatasan Jam Malam (PPJM) yang lebih ketat. Dengan demikian, potensi pemulihan ekonomi akan melambat pada kuartal ketiga 2021.

Pandemi covid-19 menghambat sebagian besar aktivitas ekonomi dan membuat beberapa aspek kehidupan berubah. Turunnya aktivitas produksi pada beberapa sektor akibat pembatasan sosial yang kemudian berdampak pada tutunnya pendapatan perusahaan-perusahaan yang menjadi penggerak perekonomian negara.

Hal ini kemudian turut mempengaruhi turunnya daya produksi lalu berpengaruh pada kenaikan harga barang sehingga daya konsumsi masyarakat juga menurun. Melihat daya konsumsi masyarakat menurun, mau tidak mau produsen juga harus menurunkan kembali harga barang yang berdampak pada terjadinya deflasi (penurunan harga barang dan jasa).

Pada akhirnya, deflasi dapat berdampak pada kegiatan konsumsi dan produksi yang menurun sehingga membuat produk domestik bruto (PDB) negara ikut turun. Sementara itu, turunnya PDB juga berdampak pada penanaman modal asing yang ikut lenyap.

Sejalan dengan hal tersebut, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin Dr. Mursalim Nohong, kepada Readtimes.id mengatakan, kondisi internal suatu negara sangat mempengaruhi nilai tukar rupiah. Covid-19 yang saat ini sedang melonjak tinggi menjadi faktor yang memperburuk kondisi internal Indonesia.

“Indonesia ini pasar besar tapi kondisi internalnya semakin memburuk semenjak naiknya covid-19 dan telah diberitakan di berbagai belahan dunia. Hal ini memicu banyak negara enggan bertransaksi dengan negera-negara dengan kasus covid yang tinggi, salah satunya Indonesia. Dengan kondisi ini nilai tukar rupiah juga turut melemah,” jelasnya.

Dr. Mursalim juga mengatakan, agar kondisi seperti ini tidak terus berlanjut, dibutuhkan ketegasan dari pemerintah serta kesadaran dari masyarakat untuk menekan angka penyebaran covid-19 demi pemulihan ekonomi.

I Luh Devi Sania

Tambahkan Komentar

Follow Kami

Jangan biarkan infomasi penting dan mendalam dari kami terlewatkan! Ikuti sosmed kami: