Readtimes.id– Ada hal yang lebih mendesak selain memperdebatkan siapa yang akan menguasai pasar digital Indonesia, e-commerce atau social commerce, yakni memastikan keduanya didominasi UMKM lokal.
Pemerintah Indonesia nampak telah memiliki komitmen itu ketika Presiden Jokowi mengumumkan agar percepatan transformasi digital UMKM harus segera dilakukan. Tahun 2023 ditargetkan 30 juta UMKM sudah onboarding digital.
Kendati untuk sampai ke angka tersebut pemerintah perlu melakukan kolaborasi dengan para pengusaha maupun mitra strategis pemerintah lainnya untuk mengangkat derajat UMKM lokal agar pantas bersaing.
Hal ini yang kemudian berusaha dijawab oleh Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Morowali Utara (Morut) saat pertama kali dibentuk pada 2021 lalu.
Melalui program Kadin SMART, Kadin Morowali Utara mendorong digitalisasi UMKM seperti yang kemudian diungkapkan oleh Ketua Kadin Morut, IM Arief Ibrahim.
“Wujudnya adalah dengan melakukan sosialisasi dan pelatihan kepada pelaku usaha di 14 titik pada 10 kecamatan yang ada di Kabupaten Morowali Utara agar terhubung dengan pasar baru yaitu pasar digital,” ujar Arief Ibrahim saat dihubungi readtimes.id pada Jumat 3 Februari 2023.
Dalam program ini pihaknya menggandeng beberapa mitranya seperti Bukalapak, Bhinneka, Draiv Indonesia dan Zenius.
Menurutnya setiap mitra yang diajaknya berkolaborasi memiliki fokus yang dibutuhkan oleh UMKM lokal untuk mengembangkan dan memperbaiki kualitasnya.
“Siapa yang tidak mengenal Bukalapak, Bhinneka, Draiv Indonesia yang bergerak di bidang transportasi online, Zenius di bidang pendidikan. Ini kami sesuaikan dengan kebutuhan,” tambahnya.
Sementara itu dari pemerintah daerah pihaknya juga melibatkan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Perindagkop) dan TP PKK Morowali Utara pelatihan branding produk dan pengemasan Produk (Produk Packaging) agar produk UMKM semakin tampil menarik.
Dari program ini tidak sedikit UMKM lokal yang terbantu bahkan transaksinya meningkat setelah terjun di pasar digital.
“Salah satu misalnya BESTEA yang yang terhubung dengan aplikasi DRAIV MORUT jumlah orderan yang didapatkan perbulan sebesar 600 transaksi order,” terangnya.
Kendati berjalan sesuai rencana, program Kadin SMART bukan lantas tanpa hambatan. Listrik yang tidak memadai serta jaringan internet yang tidak stabil adalah kendala terbesar melakukan digitalisasi UMKM di Morowali Utara, sebuah kawasan Indonesia yang terkenal dengan pusat smelter dan tambangnya.
“Tapi kami tidak mau menyerah dengan keadaan. Kami ingin jalan terus. Cita-cita kami digitalisasi tidak hanya dirasakan manfaatnya oleh masyarakat kota besar tapi juga kami di daerah. Bulan Maret ini kami akan meluncurkan program yang namanya Keranjang Pasar untuk pelaku usaha di pasar agar terhubung secara digital dengan customer,” pungkas Arief.
35 Komentar