
Readtimes.id– Perjalanan setiap orang dalam memulai karier tentu memiliki titik awal, proses, hingga tantangan yang berbeda-beda. Belakangan banyak orang membicarakan mengenai privilege atau hak istimewa yang dimiliki beberapa orang untuk mencapai kesuksesan dalam berbisnis.
Privilege atau hak istimewa dalam mencapai kesuksesan ini umumnya berupa hak istimewa sosial ekonomi, yaitu harta, strata sosial dan jabatan yang memang telah dimiliki sebelum memulai karier.
Salah Satu figur muda Indonesia yang kesuksesannya dinilai tak lepas dari privilege adalah Maudy Ayunda. Maudy dikenal sebagai wanita muda yang cantik, multitalenta, dan punya riwayat akademik yang cemerlang. Ia berhasil lulus dari Stanford university pada 2021 lalu. Sebelum berkuliah di kampus bergengsi tersebut, Maudy memang telah menempuh pendidikan di sekolah internasional yang hanya bisa diakses oleh siswa kaum elit.
Hal tersebut menunjukkan Maudy berasal dari keluarga yang terbilang berada. Meski Maudy merupakan wanita yang memang cerdas dan bertalenta, kesuksesannya juga tak lepas dari dukungan orang tua Maudy yang mampu menjamin biaya pendidikan, memberikan fasilitas memadai, menjamin asupan gizi, hingga kemudahan akses informasi, yang membuat probabilitas Maudy untuk menjadi sosok cemerlang seperti ini.
Privilege adalah salah satu kenikmatan dari Tuhan. Tidak ada salahnya memanfaatkan anugerah tersebut untuk menjadikan diri lebih baik. Maudy Ayunda membuktikan kegigihannya dan memanfaatkan privilege itu dengan benar sehingga bisa menjadi sukses seperti saat ini.
Menurut perencana keuangan OneShildt, Budi Raharjo, memang tak dapat dipungkiri dengan privilege seseorang bisa saja lebih mudah mencapai hal yang diinginkan. Memiliki harta bisa menjadi modal awal dan memiliki jabatan bisa menambah relasi yang dapat mendukung berkembangnya suatu usaha.
Meski demikian, Budi mengatakan tidak perlu berkecil hati jika ingin memulai kesuksesan tetapi merasa tidak memiliki privilege sosial ekonomi tersebut. Menurutnya semua orang pasti tetap punya jalan suksesnya sendiri.
“Pun dia punya modal banyak dan relasi yang kuat, jika tidak gigih berusaha dan terus bergantung pada privilege yang dimiliki keluarganya, maka lambat laun bisnisnya juga jalan di tempat,” jelasnya.
Salah satu orang terkaya di Indonesia yang dinilai benar-benar merintis kesuksesannya dari nol adalah Chairul Tanjung. Sebelum menjadi pemilik CT Corp, Chairul Tanjung (CT) pernah berjualan es mambo untuk membiayai sekolahnya saat masih muda. Bahkan teman-temannya menyematkan gelar “Si Anak Singkong” pada Chairul karena berasal dari keluarga yang sederhana.
CT yang kemudian berhasil lulus Kedokteran Gigi UI pun tak lantas membuat ia punya privilege. Agar bisa membayar uang kuliah, ibundanya sampai menggadaikan kain batik kesayangannya. Untuk membiayai kuliah selanjutnya, ia memulai usaha fotokopi dari nol di ruang sempit di bawah tangga kampus. Tapi siapa sangka, berkat kegigihannya, ia pun kini menjadi salah satu dari daftar orang terkaya di Indonesia.
Dari contoh kisah sukses Chairul Tanjung tersebut, Budi menggarisbawahi bahwa masih banyak faktor lain di luar privilege yang dapat membantu setiap orang mencapai kesuksesannya, seperti kerja keras.
“Meski memang butuh usaha yang lebih ekstra, saran saya jangan terlalu lama merenungi nasib dan mengulur waktu. Mulailah hal yang bisa dimulai dari hal kecil saja dulu,” ujar Budi.
Selanjutnya, jika merasa tidak memiliki privilege secara ekonomi dan strata sosial, Budi menyarankan untuk memperluas pergaulan dengan orang di sekitar yang dianggap memiliki hak istimewa tersebut. Tunjukkan usaha dan kegigihan serta talenta yang kita miliki kepada mereka, sehingga dapat menjadi peluang kerja sama yang baik.
“Anak muda sekarang jangan terlalu banyak minder dan malas gerak (mager), coba aktif di beberapa kegiatan, jangan malu bertanya jangan takut memulai serta perluas relasi,” jelasnya.
Terakhir, Budi mengatakan jika saat ini kita merasakan beratnya jerih payah karena belum memiliki privilege, hal ini bisa menjadi motivasi bagi kita untuk memiliki pola pikir menciptakan privilege untuk diri sendiri dan keturunan kita kelak.
Tambahkan Komentar