Readtimes.id– Setiap orang tua menginginkan anak bertumbuh dan berkembang dengan baik. Namun dalam proses pertumbuhannya, tidak bisa dipungkiri bahwa ada beberapa anak yang kerap mengalami gangguan. Salah satu gangguan yang bisa dialami adalah gangguan belajar.
Gangguan yang menyebabkan anak sulit menguasai keterampilan tertentu apabila sedang belajar ini bisa timbul di sekolah maupun di luar sekolah. Anak biasanya akan mengalami gangguan konsentrasi, daya ingat, perkembangan bicara terlambat, kesulitan memahami apa yang didengar dan kesulitan menemukan kata dalam menjawab. Selain itu, tanda umum yang juga biasa dijumpai adalah kesulitan belajar bahasa asing, kesulitan membaca dan menulis, kesulitan mengingat huruf, angka dan warna, juga sering salah mengucapkan nama. Gangguan ini biasa disebut disleksia.
Diketahui bahwa gangguan ini tidak selalu berkebutuhan khusus. Yang perlu kita ingat bahwa anak-anak yang mengalami gangguan belajar bukanlah mengidap suatu penyakit, tetapi mereka hanya mengalami masalah pada proses pembelajarannya.
Dokter S.Tumpal Andreas, M.Ked(Ped), Sp.A mengatakan, disleksia pada anak dapat berpengaruh terhadap perkembangannya terutama bahasa, dan sosialnya. Ini terjadi karena anak akan ketinggalan pelajaran dan sulit berkomunikasi dalam lingkungan sosialnya.
“Belum diketahui penyebab pasti, tapi diduga ada keterkaitan gen dalam kinerja otak dalam membaca berbahasa. Adapun faktor pemicunya ialah infeksi, NAPZA, dan alkohol pada masa kehamilan. Lahir prematur atau berat badan yang rendah saat lahir juga memicu gangguan ini. Serta ditemukannya riwayat disleksia pada keluarga,” ujarnya.
Untuk mengatasi gangguan ini dr. Andreas mengungkapkan adanya metode fonik untuk meningkatkan membaca dan menulis. Metode ini dilakukan dengan belajar mengenal dan memproses suara, mengenali kata yg mirip contoh kata, belajar mengeja dari kata sederhana sampai sulit, dan belajar kosakata baru dan memahaminya sehingga bisa menyusun kalimat.
Tidak terlepas dari itu, peran orang tua sangat diperlukan dalam proses ini. Beberapa tips dari dr. Andreas sangat bisa dipraktekan di rumah saat anak kita mengalami disleksia.
Cara yang bisa dilakukan diantaranya, membaca dengan suara keras di hadapan anak, menyemangati anak agar mau belajar membaca serta hindari anak dari televisi dan gadget.
Selain itu, bergabung dengan grup orang tua yang memiliki keluhan disleksia dan kerja sama dengan guru tentang kondisi anak juga dianggap dapat membantu penanganan kondisi disleksia.
Pada dasarnya disleksia tidak dapat disembuhkan. Hanya saja terapi yang dapat dilakukan bertujuan untuk melatih anak agar dapat berlaku normal di masyarakat. Oleh karena itu deteksi dini dan penanganan cepat dapat membantu mengejar ketinggalan yang di alami anak.
1 Komentar