RT - readtimes.id

Kluster Pasca Libur Tahun Baru Tembus 772.103, Ini Pesan Haru Tenaga Kesehatan

READTIMES.ID – Pesta kembang api menyambut tahun baru telah usai. Kegiatan perayaan di lingkungan keluarga, kerabat dan rekan kerja telah bubar. Riuhnya sorak penyambutan pada 31 Desember menyeberang ke 1 Januari kembali hening. Aktivitas liburan tahun baru pun telah masuk tenggat waktu pada tanggal 4 Januari 2021. Namun korona belum menampakkan tanda-tanda yang melandai.

Saban tahun, di akhir bulan Desember adalah momentum yang dinantikan oleh sebagian besar penduduk Indonesia, bahkan dunia. Mulai dari ramainya kartu ucapan berseliweran di sosial media, hingga perayaan di dunia nyata melalui acara pesta.

Tak ada yang bisa membatasi kegiatan rutin tahunan yang membudaya di Indonesia. Laiknya pesta di hari raya, sambut hangat warga melepas tahun dan menyambut tahun baru dengan pesta adalah hal yang biasa. Sukar untuk ditiadakan. Enggan untuk disamarkan. Kanal sosial media akan menjadi sarana berbagi dokumentasi pesta. Siapa paling meriah, itu yang menjadi sasaran ribuan pasang mata.

Di Ibu Kota Negara, DKI Jakarta, kluster pasca libur tahun baru adalah momok yang paling menakutkan bagi tenaga kesehatan (Nakes). Idealnya seorang manusia yang merawat manusia lainnya dalam keadaan tak berdaya, itu merupakan tanggung jawab moral sebagai orang pernah mengambil sumpah profesi.

Wisma Atlet, misalnya. Pasca libur tahun baru, jumlah pasien meningkat 100-150% dari hari-hari sebelumnya, jauh sebelum Desember di waktu senja. Mengawali tahun 2021, tugas tenaga kesehatan semakin memprihatinkan. Jumlah yang tidak terbilang banyak di masing-masing Tower Wisma Atlet membikin salah satu Tenaga Medis di sana ikut angkat bicara.

Andi Fatahuddin menjelaskan bahwa sebelum perayaan tahun baru, jumlah pasien di Wisma Atlet tempat ia ditugaskan hanya berkisar belasan atau puluhan saja setiap harinya. Namun, pada momentum tahun baru, peningkatan drastis dapat dirasakan tanpa perlu melihat data pasien terkonfirmasi secara administratif.

“Pada tanggal 4 Januari, semua tenaga kesehatan disibukkan dengan jumlah pasien yang meningkat. 4 Tower Wisma Atlet, semua sibuk. Bahkan harus membuka perekrutan tenaga medis tambahan untuk menangani pasien yang melonjak drastis,” Ujar Andi kepada ReadTimes.id Senin (4/1).

Menurutnya, rerata pasien yang masuk hari itu disinyalir akibat tidak mematuhi protokol kesehatan dan mengabaikan imbauan pemerintah tentang pembatasan perayaan malam tahun baru.

Alumnus Universitas Tadulako, Palu ini menambahkan “Mulai tanggal 1 Januari, jumlah pasien yang masuk tercatat 50 orang; 2 Januari, 87 orang; 3 Januari mulai turun menjadi 64 orang; Namun, pada tanggal 4 Januari, kami menerima pasien hingga 100 lebih orang. Dengan jumlah kami yang terbatas di sini, tentu ini tugas yang cukup menantang. Tapi begitulah tanggung jawab”.

Seperti apa yang disaksikan, pesta kembang api, acara perayaan dan jenis perayaan penyambutan tahun baru masih dilakukan oleh segelintir orang. Walaupun demikian, itu tetap mengundang kerumunan.

Jumlah kasus positif korona per tanggal 3 Januari 2021 mencapai 6.877 kasus di seluruh Indonesia. Covid-19 masih menjadi ancaman bagi setiap warga. Total jumlah terkonfirmasi positif tembus di angka 772.103 jiwa. Padahal, jauh sebelum angka konfirmasi positif ini membengkak, kekhawatiran masyarakat amat serius. Semakin ke sini, semakin tidak terkendali. Aktivitas keseharian seperti tanpa pandemi.

“Sudah saatnya kita saling menjaga dan mengingatkan kembali kepada sanak keluarga agar tetap mematuhi protokol Covid-19 sebagai bentuk proteksi diri terhadap jasad renik mematikan ini. Marah kepada pelanggar protokol Covid-19 itu tidak apa-apa. Toh, marah juga adalah bentuk kasih sayang kita agar tidak kehilangan orang-orang tercinta di sekitar kita”, pungkasnya.

Ona Mariani

Tambahkan Komentar

Follow Kami

Jangan biarkan infomasi penting dan mendalam dari kami terlewatkan! Ikuti sosmed kami: