RT - readtimes.id

Ketidakpatuhan Masker Menurun, Nakes: Semua Pihak Harus Bersinergi!

READTIMES.ID – Ketidakpatuhan penggunaan masker oleh masyarakat masih menjadi masalah krusial yang kerap dikeluhkan oleh Satuan Tugas (Satgas) Covid-19. Tingkat kepatuhan penggunaan masker memasuki tahun 2021 hanya 59,32%. Hal itu disampaikan oleh Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito di Graha BNPB yang disiarkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Proses pengumpulan data dilakukan selama 5 hari di masa periode libur panjang yakni pada tanggal 28 Oktober hingga 1 November 2020. Kemudian dilanjutkan hingga 27 November.

Dari data tersebut, disinyalir penyebab terjadinya pelonjakan angka pasien terkonfirmasi positif Covid-19 akibat tidak mematuhi protokol kesehatan, salah satunya adalah tidak menggunakan masker.

Moh Al-Ghazi menjelaskan bahwa di Kota Palu, tingkat kepatuhan penggunaan masker terbilang cukup baik. Saat berjaga di Bandar Udara Mutiara Sis Aljufri, seluruh penumpang maskapai selalu menggunakan masker saat hendak berpergian ke luar kota.

“Saat saya bertugas di Bandara, tak ada seorang pun yang tidak menggunakan masker. Semuanya masih mematuhi protokol kesehatan. Mulai dari petugas bandara, penjual jajanan khas Palu, pengunjung hingga aparat yang ikut berjaga,” terang Al-Ghazi kepada ReadTimes.id (5/1/21).

Alumnus Prodi Keperawatan STIKES Widya Nusantara ini menambahkan, dalam pengalamannya bertugas di tiga tempat, tingkat kepatuhan yang paling rendah adalah di perbatasan Kota/Kabupaten. Sebagian besar pelaku perjalanan darat masih mematuhi protokol kesehatan, sebab, jika tidak menggunakan masker, pelaku perjalanan akan diminta putar balik dan tidak diperkenankan memasuki daerah Kota Palu.

Namun, beberapa masyarakat setempat banyak yang terlihat tidak menggunakan masker. Entah apa alasannya. Hal itu sangat ia sesalkan. Padahal, nyaris setiap hari, di area posko Covid-19 selalu membagikan masker gratis kepada masyarakat sekitar.

Pun dengan pelabuhan kapal. Lanjut Al-Ghazi. “Kondisi di lapangan, ia menemukan bahwa semua pelaku perjalanan laut selalu patuh terhadap protokol kesehatan. Kapal dilarang berlabuh bila semua penumpangnya tidak mematuhi penggunaan masker. Peraturan di pelabuhan cukup ketat. Sama halnya dengan bandara.”

“Selain masalah kepatuhan penggunaan masker, hal yang paling meresahkan tenaga kesehatan adalah penerapan aturan yang dibuat oleh pemerintah. Selama ini, peraturan yang dibuat oleh Pemerintah Provinsi, sepengetahuan saya hanya diterapkan di Kota Palu saja. Misal, pelaku perjalanan dari luar provinsi harus menyertakan hasil tes Swab. Namun, di Kabupaten lain tidak melakukan itu. Mungkin ada, tapi tidak seketat di Kota Palu. Ini juga menjadi indikator naiknya jumlah pasien Covid-19 di Sulawesi Tengah”, ungkapnya.

Al-Ghazi juga berpesan mewakili rekan-rekan Tenaga Kesehatan lainnya agar masyarakat menjadikan protokol kesehatan bukan lagi sebagai aturan melainkan sebagai gaya hidup. Saat ini, kita menuju proses vaksinasi. Namanya adalah salah satu penerima vaksin gelombang pertama.

“Terkait isu-isu konspirasi tentang Covid-19 tidak usah lah dipedulikan. Itu juga yang membuat masyarakat enggan mematuhi protokol kesehatan. Kami yang bekerja di lapangan sangat prihatin dengan pandemi yang belum ada tanda-tanda akan berakhir. Semua pihak harus bersinergi dengan baik. Semoga tahun ini, semuanya bisa membaik”, pungkas Al-Ghazi.

Ona Mariani

Tambahkan Komentar

Follow Kami

Jangan biarkan infomasi penting dan mendalam dari kami terlewatkan! Ikuti sosmed kami: