Readtimes.id- Kerja sama seringkali digaungkan menjadi salah satu kunci meraih prestasi di dunia olahraga. Sayangnya, kerja sama kerap kali diartikan secara sempit menjadi kerja sama antarpemain. Padahal, kata tersebut jauh lebih dalam, utamanya dalam tujuan untuk meraih prestasi.
Pada SEA Games tahun ini, Indonesia memberangkatkan 776 orang. Mereka tidak hanya terdiri dari atlet saja, namun juga sudah termasuk 214 orang ofisial dan 63 orang pendamping, sedangkan jumlah atlet 499 orang. Dari angka-angka tersebut, dapat dilihat bahwa jumlah non-atlet mencapai setengah dari total yang dikirim. Hal itu juga menggambarkan bahwa olahraga tidak selalu hanya tentang atlet saja.
Salah satu pihak yang kerap diperhatikan selain atlet di adalah kehadiran sosok pelatih. Mereka berperan penting dalam mendongkrak performa pemain. Para pelatih kerap diidentikkan sebagai seorang juru racik taktik sebelum dan selama pertandingan. Meski tidak seluruhnya keliru, pandangan tersebut nyatanya tidak dapat menggambarkan seperti apa peran pelatih. Bahkan, pelatih pun dapat dibedakan lagi menjadi beberapa fungsi. Seperti pelatih fisik, pelatih strategi, hingga pelatih mental yang kini tengah banyak dibutuhkan.
Baca juga: Tetap Melawan Walau Tanpa Para Andalan
Di tengah aktivitas fisik yang dilakukan para atlet, kehadiran pelatih mental juga sangat diperlukan untuk mampu menyeimbangkan kondisi mental dari sang pemain. Kehadiran pelatih mental di tubuh tim nasional Indonesia pun sudah disuarakan para pendukung melalui sosial media. Salah satu atlet yang dianggap sedang berada di fase sulit adalah Anthony Sinisuka Ginting, tunggal putra bulutangkis terbaik Indonesia yang tengah mengalami penurunan performa.
Tidak hanya dari segi mental, di masa yang semakin modern ini, kehadiran analis data dan performa pemain juga menjadi salah satu elemen yang dibutuhkan dalam tim. Mereka bertugas mempertimbangkan berbagai hal yang kemudian akan diteruskan kepada tim pelatih untuk diterapkan kepada para atlet.
Selain elemen-elemen yang disebutkan, ada satu elemen yang juga turut dapat membantu mengembangkan prestasi olahraga di sebuah negara, tidak lain dan tidak bukan adalah pemerintah. Selaku pemangku kebijakan di sebuah negara, pemerintah tentunya diharapkan mampu mewujudkan aspirasi masyarakat yang ingin memiliki tim nasional berprestasi di tingkat internasional.
Baca juga: Administrasi Olahraga yang Tidak Pernah Sepele
Aspirasi-aspirasi tersebut pada akhirnya juga membuat pemerintah segera bergerak cepat. Melakukan naturalisasi serta memberikan bonus selangit merupakan bagian dari langkah yang dilakukan.
Namun nyatanya, kedua cara tersebut tidak bisa berlangsung lama dan bisa saja tersendat jalan. Maka cara terbaik untuk menggapai prestasi tersebut adalah dengan memperhatikan proses serta membuat sistem yang bisa mendukung para olahragawan. Baik dengan menyiapkan kompetisi, fasilitas, hingga menyederhanakan administrasi yang kerap dirasa menyulitkan pemain yang hendak berkarier di luar negeri.
Pada akhirnya, prestasi sebuah negara tidak hanya melibatkan para atlet. Mereka tidak lain adalah manusia pada umumnya yang senantiasa membutuhkan sokongan dari individu lain dalam bergerak. Para olahragawan butuh tim pelatih, para analis, kebijakan pemerintah, dan dukungan suporter untuk bisa saling berkolaborasi dalam mengusahakan sebuah trofi. Tidak ada satu elemen pun yang berada di level tertinggi, semuanya sama-sama saling bersinergi demi satu tujuan, prestasi.
Editor: Ramdha Mawaddha
Tambahkan Komentar