Readtimes.id- Dua tahun tanpa masuk ke playoff seakan menasbihkan runtuhnya dinasti Golden State Warriors. Setelah menjadi finalis NBA secara berturut-turut dari 2015 hingga 2019, mereka terhempas ke titik nadir setelah terpuruk pada final 2019. Namun, dinasti itu belum berakhir.
Tidak diunggulkan sejak awal musim karena tidak menambahkan pemain bintang ke dalam skuadnya, nyatanya Warriors sukses mengejutkan semua orang. Alih-alih terus bersandar kepada sang bintang, Stephen Curry, para punggawa Warriors silih berganti tunjukkan performa ciamik.
Meski sempat kesulitan setelah cederanya Draymond Green dan Stephen Curry jelang akhir musim, Warriors segera menarik penuh tuas gasnya sejak awal playoff. Berhadapan dengan MVP Nikola Jokic, anak asuh Steve Kerr menang 4-1 untuk bertemu dengan anak emas NBA, Ja Morant.
Baca juga: Persimpangan Jalan Shin Tae Yong
Meski sempat kalah telak, tim yang berbasis di San Fransisco tetap berhasil merebut tiket ke babak final lewat skor akhir 4-2. Pada babak pamungkas di wilayah barat, Warriors dihadang Dallas Mavericks dengan Luka Doncic. Bertarung 5 gim, tiket final kembali mereka peroleh dengan skor telak, 4-1.
Setelah 2 tahun tidak lolos playoff, Stephen Curry dan kolega langsung menginjakkan kaki di final NBA. Lawan mereka adalah Boston Celtics, tim dengan gelar juara terbanyak yang telah mengalahkan sang juara bertahan, Milwaukee Bucks. Menariknya, kedua tim sama-sama dipandang sebelah mata pada awal musim, namun lewat komposisi pemain binaan sendiri, kedua tim buktikan bahwa mereka bisa ke babak puncak.
Meski sudah punya pengalaman tampil di 6 final dalam 8 tahun terakhir, Warriors tetap berhasil dibuat kesulitan oleh Celtics yang notabene baru kembali ke final setelah 12 tahun lamanya. 3 gim terlewat, Warriors ada di kondisi terjepit setelah tertinggal 1-2 dan harus memainkan satu pertandingan lagi di kandang Boston Celtics.
Baca juga: Menerka Raja NBA
Tampil dihadapan publik TD Garden, Curry menggila dengan 43 angka dan 7 tembakan dari luar perimeter untuk menggendong timnya mengatasi perlawan Jayson Tatum dan kawan-kawan. Skor jadi imbang, 2-2. Tidak berhenti sampai di situ, Warriors kali ini sukses unggul secara skor atas sang lawan, 3-2. Sayangnya, rekor mencetak tembakan 3 angka Stephen Curry harus terhenti pada pertandingan tersebut. Meski begitu, Curry tidak peduli, ia memilih bangkit di gim selanjutnya.
Kembali ke Boston untuk gim 6, beberapa pihak masih meragukan Warriors bisa juara, apalagi dengan melihat performa melempem Curry di gim sebelumnya, tim 6 kali juara tetap diremehkan meski sedang unggul. Sayangnya, Steph membuktikan pandangan itu keliru.
Pemain 34 tahun itu memasukkan 6 dari 11 kali percobaan lemparan tiga angkanya. Jumlah tersebut melengkapi total 34 poin yang ia cetak pada pertandingan pagi tadi. Hingga bel berbunyi, Warriors tetap unggul, sekaligus menjadi kesimpulan dari seri ini, Warriors 4, Celtics 2.
Baca juga: Kelahiran Para Bintang NBA
Selain gelar juara yang menggenapi koleksi Stephen Curry jadi 4 cincin, gelar final MVP juga akhirnya berhasil menjadi miliknya kali ini. Setelah 3 final sebelumnya ia selalu tertutupi oleh rekan satu timnya, kali ini, Steph leluasa tampil menggila. Raihan ini sekaligus melengkapi gelar pemain terbaik final wilayah barat dan pertandingan All Star yang ia raih sebelumnya.
Musim ini benar-benar jadi yang spesial buat sang penembak terbaik sepanjang masa. Tidak hanya menjadi pengoleksi tembakan tiga angka terbanyak dan merengkuh 3 gelar MVP, Steph juga pada akhirnya berhasil menyelesaikan pendidikannya di Davidson College sebelum babak playoff. Look at Curry Man, so inspirational.
Editor: Ramdha Mawaddha
644 Komentar