Readtimes.id– Saat ini kasus perundungan kian merajalela di lingkungan masyarakat. Tidak sedikit dampak negatif dari perilaku ini, baik korban maupun pelaku.
Tidak hanya berdampak buruk bagi korban, perundungan juga bisa berdampak buruk bagi pelakunya sendiri. Pelaku di usia remaja rentan terhadap masalah-masalah psikologi jangka panjang dan akan terbawa hingga dewasa jika tidak ditangani dengan tepat.
Dalam memahami perilaku pelaku perundungan, Psikolog Cindi Meidiana Gustia mengatakan kita harus memahami ada dua tipe perundungan (bullies). Pertama pure bullies di mana pelaku yang tidak pernah menjadi korban perundungan, yang kedua bully-victim atau pelaku pernah menjadi korban.
Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa terdapat beberapa pemicu atau penyebab seseorang dapat melakukan tindakan perundungan.
- Karena adanya proses “belajar” atau meniru. Seorang bullies atau pelaku perundungan bisa jadi pernah melihat perilaku perundungan yang dilakukan seseorang di sekitarnya terhadap orang lain.
- Karena adanya pengaruh negatif dari teman sebaya. Misalnya saja seseorang didorong untuk melakukan perundungan agar diterima atau diakui dalam suatu kelompok pertemanan (konformitas).
- Karena kompensasi terhadap perasaan inferior, ketidakberdayaan, atau kecemasan. Seorang bullies bisa terbentuk mungkin karena adanya perasaan ketidakmampuan dalam bidang yang lain.
- Karena adanya luka atau trauma saat menjadi korban perundungan. Seorang bullies mungkin saja pernah menjadi korban namun tidak segera ditangani secara psikologis. Oleh karena itu adanya luka, trauma, perasaan dendam, atau ketidaknyamanan lainnya membuat dirinya melakukan hal yang sama.
“Dengan begitu Jika tidak segera dikenali dan ditangani, perundungan tidak hanya berdampak negatif bagi korban, namun juga dapat memberikan efek negatif bagi pelaku,” ujarnya.
Pelaku berisiko tumbuh menjadi seorang dewasa yang tidak bahagia. Ditambah lagi, pelaku rentan mengalami masalah-masalah psikologis seperti masalah pengendalian emosi sehingga ia akan kesulitan membangun relasi atau hubungan sosial maupun hubungan romantis. Parahnya lagi lebih berisiko mengalami gejala-gejala depresif dan kecemasan, bahkan bisa menimbulkan risiko bunuh diri.
Menurut Cindi, kita harus mampu mengenali terlebih dahulu tanda-tanda terjadinya perundungan, atau keadaan yang dapat berpotensi menjadi tindakan perundungan di kemudian hari. Perlu dilakukan pendampingan dalam membantu pelaku untuk menyadari perilakunya, kemudian diberikan psikoedukasi. Dengan demikian, mudah untuk melatih kemampuan mengendalikan emosi, serta perilaku prososial seperti tolong menolong dan empati pada pelaku.
Dengan begitu penanganan dan pendampingan yang tepat sangat dibutuhkan tidak hanya bagi korban tapi juga bagi pelaku, supaya dampak negatif bisa terhindarkan. Yang paling penting untuk dilakukan terlebih dahulu adalah tidak menghakimi pelaku perundungan.
Tambahkan Komentar