
Readtimes.id– Tidur adalah kebutuhan dasar untuk setiap orang, dengan kebutuhan tidur rerata adalah enam sampai delapan jam. Kekurangan tidur atau gangguan tidur bangun pada seseorang dapat menyebabkan bahaya karena dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Gangguan tidur ada berbagai macam, antara lain insomnia, parasomnia, restless leg syndrome, dan banyak gangguan tidur bangun lainnya. Gangguan insomnia yang jarang ditemukan, tetapi semakin lama semakin banyak adalah fatal familial insomnia (FFI). Penyakit ini terjadi secara global dan dapat menyebabkan mortalitas.
FFI adalah penyakit peradangan di daerah otak yang langka dan merupakan penyakit degeneratif, serta diturunkan. Penyakit ini ditandai dengan adanya gangguan tidur, disfungsi motorik, dan adanya episode kejadian aneh terkait mimpi penderitanya. Selain itu terjadi juga demensia progresif yang disertai dengan gejala psikiatri yang terjadi pada hampir sebagian besar pasien.
Dokter Edward Faisal, SpPD dari divisi Psikosomatik Paliatif Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia RS Dr Cipto Mangunkusumo menuturkan, pada kondisi ini pasien dapat mengalami gangguan kognitif atau amnesia, disorientasi ruang, dan halusinasi visual yang bisa juga disertai dengan perubahan kepribadian, depresi, ansietas, lebih sensitif, mudah marah, dan tidak bisa menjadi pendengar yang baik.
“Fatal familial insomnia bersifat autosomal dominan, yang artinya diturunkan secara genetik dari orang tua ke anaknya secara dominan. Yang di mana setiap anak yang dilahirkan dari orang tua dengan FFI sudah pasti akan muncul melalui gen somatik, bukan gen sex,” ujarnya.
Umumnya FFI terjadi pada usia antara 20 sampai 61 tahun dengan rata-rata usia adalah 50 tahun. Durasi untuk dapat tetap hidup adalah antara 6 sampai 38 bulan dengan rerata angka tetap hidup adalah 18 bulan. Lebih dari 50 persen individu dengan FFI meninggal dalam waktu satu tahun dari sejak gejala awal terjadi. Untuk kejadian FFI tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan.
Dokter Edward menyebutkan ada beberapa gejala yang dapat ditemukan pada FFI diantaranya progresif insomnia yang disertai halusinasi dan parasomnia. Selanjutnya gejala neurologi, ataxia dan gejala motorik lain: mioklonus, tremor, dysarthria, dan gangguan pyramidal.
Gejala lainnya adalah gangguan kognitif, yaitu hilangnya atensi dan gangguan daya ingat/memori jangka pendek, adanya angguan otonom seperti takikardi, hipertensi, hyperhidrosis, serta gangguan sistem motorik berupa gangguan keseimbangan dan disfungsi endokrin.
FFI sudah masuk dalam perawatan paliatif karena belum ditemukan terapi yang dapat menyembuhkan. Sehingga tatalaksana yang ada hanyalah untuk mengurangi gejala. Kendati demikian pada pasien FFI perlu mengerti bahwa kondisi gangguan yang terjadi pada dirinya bukan dari akhir segalanya, agar tidak terjadi depresi atau ansietas.
Selain itu depresi dan ansietas yang terjadi akan memperparah kondisi FFI yang sudah ada karena gejala lain dari depresi/ansieteas adalah insomnia. Depresi dan ansietas juga ini dapat mengurangi masa hidup dan menimbulkan penyakit lainnya. Dengan dilakukan perawatan secara paliatif diharapkan dapat ditingkatkan kualitas hidup pasien, terlebih lagi saat akan memasuki masa akhir kehidupan.
Editor: Ramdha Mawaddha
5 Komentar