Readtimes.id– Stigma negatif terhadap Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) bisa mengakibatkan diskriminasi sosial dalam masyarakat karena salah paham. Hal ini juga menghambat upaya tenaga medis dan orang-orang yang ingin mengkampanyekan pencegahan penyakit tersebut serta bagaimana cara merawat ODHA.
Edukasi mengenai kesehatan reproduksi dan pencegahan penyakit infeksi menular seksual dalam upaya penanggulangan HIV/AIDS sangat kurang di tengah masyarakat. Padahal, sangat penting pendidikan kesehatan reproduksi sejak dini karena merupakan bagian penting dalam upaya mencegah penularan virus perusak kekebalan tubuh yang menyebabkan AIDS.
Edukasi seksual ini harus meliputi aspek moral, sosial, kesehatan dan agama, di mana dokter akan berperan memberikan pengobatan dan pemerintah mendesain program dan regulasi. Pendidikan kesehatan reproduksi mesti dimulai dari unit terkecil dalam masyarakat, yaitu keluarga.
Nah banyak masyarakat yang tidak mengetahui HIV itu apa dan AIDS itu apa. HIV (human immunodeficiency virus) selalu berkaitan dengan AIDS (acquired immunodeficiency syndrome), tapi apakah kita tahu betul perbedaannya?
Dilansir dari Antara, dokter Adyana Esti, tenaga medis klinik Angsamerah Jakarta, melihat masih ada salah kaprah di masyarakat mengenai HIV/AIDS.
“Ada yang menganggap orang HIV itu pasti AIDS, padahal, orang dengan HIV juga bisa tetap hidup normal yang penting menjalani pengobatan yang sesuai,” ujarnya.
Dokter Adyana menjelaskan, HIV adalah virus yang menyerang kekebalan tubuh manusia. Virus ini menyerang sel T, salah satu bagian sel darah putih. Sel T berperan dalam sistem kekebalan tubuh ketika ada kuman patogen, termasuk virus dan penyakit-yang masuk ke tubuh.
Sel ini ibarat alarm dan pendeteksi yang akan memperingatkan ketika ada virus dan bakteri yang masuk ke tubuh. “Alarm” ini berfungsi mengenali virus jahat dan mencatat solusi untuk mengenyahkannya.
Ketika sel T rusak, “alarm” tidak berfungsi, tubuh jadi tidak mampu mengenali virus dan bakteri yang masuk.
Orang dengan HIV dapat hidup normal, bahkan hidup sehat hingga usia senja bila menjalani pengobatan yang cepat dan tepat. HIV yang langsung ditangani tak selalu berakhir dengan AIDS. Tanpa pengobatan, HIV berubah menjadi AIDS. Dimana AIDS adalah kondisi yang timbul karena rusaknya sistem pertahanan tubuh akibat virus HIV.
Di Indonesia sendiri, penyebaran dan penularan HIV paling banyak disebabkan melalui hubungan intim yang tidak aman dan bergantian menggunakan jarum suntik yang tidak steril saat memakai narkoba. Seseorang yang terinfeksi HIV dapat menularkannya kepada orang lain, bahkan sejak beberapa minggu sejak tertular. Semua orang berisiko terinfeksi HIV.
Meskipun sampai saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan HIV, tetapi ada jenis obat yang dapat memperlambat perkembangan virus. Jenis obat ini disebut antiretroviral (ARV). ARV bekerja dengan menghilangkan unsur yang dibutuhkan virus HIV untuk menggandakan diri dan mencegah virus HIV menghancurkan sel CD4.
Tambahkan Komentar