READTIMES.ID – Mengawali bulan pertama di tahun 2021, kasus virus korona justru semakin memburuk. Di Indonesia, kasus terkonfirmasi positif per harinya kurang lebih mencampai angka 8.000 jiwa yang berasal dari seluruh Provinsi. Ini menandakan bahwa patologi biologis ini masih menjadi ancaman di tahun 2021.
Penggunaan masker masih terus diingatkan oleh pemerintah dan tenaga kesehatan melalui daring dan luring, secara visual maupun konvensional agar dapat memperkecil potensi penyebaran virus. Namun, disesalkan masih banyak masyarakat yang abai terhadap anjuran tersebut.
Di beberapa wilayah, Kota Palu misalnya, apabila hendak masuk ke wilayah Kota Palu, pelaku perjalanan wajib menggunakan masker. Meskipun selanjutnya harus memperlihatkan surat keterangan berbadan sehat atau tes rapid kepada petugas yang berjaga di wilayah perbatasan.
Masker menjadi alat proteksi yang mudah didapatkan di mana saja. Tapi, tidak cukup tanpa adanya informasi terkait fakta terbaru mengenai virus korona. Apa gunanya alat tanpa pengetahuan yang mumpuni. Hal itu juga dapat menstimulasi mindset berpikir masyarakat tentang bahaya Covid-19.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah melayangkan informasi terbaru mengenai gejala baru virus korona. Gejala virus korona yang paling umum (mainstream) menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), adalah: demam, batuk kering, dan kelelahan.
Berikut READTIMES.ID akan membagikan informasi mengenai gejala baru virus korona yang perlu diketahui masyarakat:
- Gejala baru virus korona:
- Gangguan tidur
- Depresi
- Kegelisahan
- Kesadaran berkurang
- Kebingungan
- Sifat lekas marah
- Komplikasi neurologis yang lebih parah dan jarang terjadi, seperti stroke, radang otak, dan kerusakan saraf.
- Delirium, gejala awal virus korona
Delirium adalah keadaan kebingungan di mana orang tersebut merasa tidak berhubungan dengan kenyataan, seolah-olah mereka sedang bermimpi.
Dalam sebuah studi yang terbit di Journal of Clinical Immunology and Immunotherapy itu menemukan, bersamaan dengan hilangnya indra perasa dan penciuman serta sakit kepala yang terjadi pada hari-hari sebelum batuk dan kesulitan bernapas, beberapa pasien Covid-19 juga mengalami gejala yang disebut delirium.
Ovidius University Of Constanta (UOC) melakukan studi tentang efek virus korona terhadap sistem saraf pusat, yaitu otak. Penelitian ini menemukan, virus ini juga dapat memengaruhi Ensephalon (sistem saraf pusat) dan menghasilkan perubahan neurokognitif, seperti sakit kepala dan delirium.
- Gejala yang kurang umum
WHO mencatat, gejala kurang umum yang kerap dialami oleh pasien antara lain:
- Kehilangan rasa atau bau
- Hidung tersumbat
- Sakit kepala
- Sakit tenggorokan
- Konjungtivitis
- Nyeri otot dan sendi
- Diare
- Mual dan muntah
- Menggigil dan pusing
Selain gejala di atas, kenali pula gejala parah virus korona:
- Suhu tubuh yang tinggi (di atas 38°C)
- Hilang selera makan
- Sesak napas
- Nyeri pada bagian dada
Beberapa gejala di atas sangat penting untuk diketahui, sebab, bilamana di lingkungan keluarga, kerabat dan rekan kerja mengalami gejala-gejala ini, langkah awal untuk mengurangi risiko penularan virus adalah dengan melaporkan kepada pihak berwenang untuk melakukan tindakan yang dianggap perlu.
Pengalaman, pengamatan dan pengetahuan adalah kunci untuk membentengi risiko terburuk pandemi.
Tambahkan Komentar