RT - readtimes.id

Mengurai Solusi untuk Penyakit Mulut dan Kuku Ternak

Readtimes.id– Penyakit mulut dan kuku (PMK) kini tengah mewabah di Indonesia. Sebanyak 1.247 ekor hewan ternak di Jawa Timur telah terjangkit, padahal hewan-hewan ternak tersebut sebagian tengah dipersiapkan sebagai hewan kurban jelang hari raya Iduladha.

Penyebaran PMK di empat kabupaten di Jatim yaitu Kabupaten Lamongan, Mojokerto, Gresik dan Sidoarjo perlu mendapatkan respon cepat dan kewaspadaan tinggi. Pengamat Pangan dan Pertanian, Khudori, mengkhawatirkan wabah yang meluas akan mengganggu kestabilan pasokan ternak sapi, kambing dan domba, terlebih menjelang Iduladha.

“Jawa Timur itu provinsi pemasok sapi terbesar, sebanyak 4,9 juta dari 18 juta populasi nasional. PMK di Jatim sudah cukup tinggi penyebarannya sehingga dikhawatirkan tidak mampu menutupi seluruh permintaan sapi saat kurban nanti,” jelas Khudori.

Tingkat penyebaran PMK diakui sangat mudah dan cepat bahkan melalui udara dengan jarak mencapai 200 kilometer, melalui air liur ternak, kotoran ternak bahkan pada distribusi daging. Akibat tingginya tingkat penyebaran, pemerintah menerapkan pembatasan lalu lintas ternak dari wilayah yang tertular PMK ke luar wilayah.

Khudori mengatakan, selain melakukan pengawasan terhadap transportasi ternak, pemerintah juga perlu melakukan eradikasi atau pemusnahan ternak terjangkit sebagai langkah jangka pendek. Untuk melaksanakan eradikasi tentunya memerlukan anggaran yang cukup besar untuk menutupi kerugian para peternak.

“Mengacu pada flu burung dulu, ada sekian ternak di eradikasi, dibakar, dikubur. Jika menyerahkan eradikasi secara sukarela pada peternak, mereka akan sulit merelakan ternaknya dimusnahkan karena kerugiannya besar sekali. Untuk itu pemerintah perlu siapkan anggaran ganti rugi,” jelasnya.

Selain itu, penanganan PMK ini tidak bisa hanya mengandalkan Kementerian Pertanian, sehingga perlu kerja sama dengan pemerintah daerah dan membentuk satgas. Dengan demikian, pemerintah dapat lebih mudah menangani penularan dan memiliki keleluasaan untuk memberi anggaran melalui satgas.

Untuk antisipasi dalam pemenuhan kebutuhan hewan kurban nantinya, Khudori menyatakan daerah yang telah terjangkit mungkin bisa berharap ketersediaan dari provinsi lain meski tidak dapat menutupi seluruh kebutuhan.

“Antisipasinya, otoritas Jabodetabek perlu MoU dengan provinsi lain misalnya Lampung, Jateng, NTB dan provinsi yang belum terjangkit dan jika masih memungkinkan surplus ternaknya di pasok di Jabodetabek dan se-Bandung raya,” jelasnya.

Sementara untuk langkah jangka panjang, Khudori menuturkan, pengawasan terhadap pemasukan impor ternak maupun daging perlu kembali diperketat. Termasuk dari sisi regulasi agar keamanan maksimal bisa dicapai. Pasalnya, masuknya penyakit ternak diduga berasal dari negara lain yang lebih dulu terjangkit.

Stok Hewan Kurban Aman?

Kementerian Pertanian memastikan stok hewan kurban untuk kebutuhan Hari Raya Iduladha 2022 tidak terganggu wabah PMK yang terjadi di Jawa Timur dan Aceh.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Nasrullah dalam keterangannya di Jakarta, Rabu, mengatakan bahwa kebutuhan hewan ternak untuk kurban biasanya hanya 10 sampai 20 persen dari total populasi yang ada.

“Untuk Iduladha kami optimistis insyaAllah ini ternak tersedia. Pengalaman-pengalaman sebelumnya hanya 10-20 persen dari populasi yang dipakai,” kata Nasrullah dikutip dari Antara (11/5).

Selain itu Nasrullah juga mengatakan Kementerian Pertanian akan membuat SOP tentang prosedur mobilisasi hewan ternak dari satu wilayah ke wilayah lainnya dengan aman tanpa terinfeksi virus penyebab penyakit mulut dan kuku.

“Nanti kami akan buat SOP khusus bagaimana mobilisasi ternak dari satu wilayah ke wilayah lain tanpa terkontaminasi oleh PMK ini. Mudah-mudahan satu sampai dua minggu sebelum Idul Adha kami sudah bisa punya itu sehingga masyarakat kaum Muslim bisa melaksanakan kurban dengan aman dan sehat,” kata Nasrullah.

Selain masalah kekurangan ternak untuk persiapan kurban, PMK juga cukup menimbulkan kerugian para peternak. Karena adanya pembatasan distribusi ternak membuat transaksi perdagangan daging hanya terjadi di internal daerah dan tidak dapat memasok ke wilayah konsumen utama, sehingga yang terpukul bukan hanya sektor ekonomi lokal, tapi juga secara nasional.

I Luh Devi Sania

1 Komentar

Follow Kami

Jangan biarkan infomasi penting dan mendalam dari kami terlewatkan! Ikuti sosmed kami: