RT - readtimes.id

Optimisme Ekonomi dari Vaksin: Jangan Lupakan Sektor Rumah Tangga

Readtimes.id – Hari ini, Rabu (13/1), Presiden Jokowi jadi orang pertama si Indonesia disuntik vaksin Sinovac; vaksin yang dipercaya menangkal virus corona.

Optimisme mengalir sejak vaksin itu tiba di Indonesia pada 6 Desember 2020 lalu. Terutama di sektor ekonomi. Kehadiran vaksi diharapkan mwnggairahkan kembali perekonomian kita yang porak poranda tahun lalu.

Belum sehari pasca Jokowi disuntik vaksin, pasar modal menyambut baik dimana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga pukul 11.12 WIB masih bergerak positif. Meskipun saham-saham industri medis seperti biofarma malah terkoreksi.

Lalu, seberapa kuat vaksin ini bisa memulihkan ekonomi Indonesia?

Pemerhati ekonomi Universitas Hasanuddin, Abdul Madjid Sallatu, berharap kehadiran vaksin yang telah diuji klinis dapat menggairahkan kembali perekonomian dalam negeri. Madjid melihat tanda-tanda perbaikan ekonomi dari pergerakan positif sejak akhir semester II 2020.

“Semester akhir 2020 mulai pergerakan positif dalam kehidupan ekonomi. Tentu saja dengan vaksinasi saat ini, kita berharap kehidupan ekonomi bisa semakin berkembang,” katanya saat dihubungi Read Times, Rabu (13/1).

Peregerakan positif ekonomi itu, lanjutnya, paling besar disumbang oleh konsumsi rumah tangga ekonomi produktif. Meski angkanya secara parsial kecil, tapi secara kumulatif kontribusinya sangat positif. Sektor investasi dan infrastruktur bukanlah faktor utama pergerakan positif di akhir tahun 2020. Berharap pada 2 sektor ini akan butuh waktu lama.

Oleh karena itu alumni University of the Philippines, School of Economics, Manila, itu berharap sektor rumah tangga dan UMKM mendapat perhatian lebih dari pemerintah. Apalagi kontribusi mereka ini tidak tercatat dengan baik secara statistik selama ini.

“Sayangnya peran rumah tangga ekonomi produktif yang berskala kecil dan non-formal itu kurang mendapatkan perhatian pemerintah. Mereka benar-benar secara mandiri berupaya dan berinisiatif mengembangkan proses penciptaan nilai tambah usaha ekonominya.”

“Karena mereka harus mampu bertahan hidup (subsistence level). Perekonomian mereka tetap berputar selama pandemi, tetapi mereka tidak mampu menyisakan hasil usahanya untuk menabung,” jelasnya.

Madjid berharap vaksinasi menjadi solusi bagi perekonomian Indonesia di 2021. Bukan malah menjadi beban baru bagi sektor rumah tangga dengan mengenakan biaya untuk vaksin.

Selain itu, Pendiri sekaligus Direktur Local Governance (LOGOV) Celebes ini juga menyoroti efektivitas alokasi anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Menurutnya, ketepatan sasaran PEN dan efektivitas implementasinya masih perlu dipertanyakan.

“Sorry to say, bansos saja dikorupsi. Saya prihatin UMKM selalu diperatasnamakan, tapi coba telaah apa yang mereka bisa sumbangkan pada perkembangan ekonomi. Jangan sampai lebih banyak mereka diperatasnamakan saja,” tutupnya.


Ona Mariani

Tambahkan Komentar

Follow Kami

Jangan biarkan infomasi penting dan mendalam dari kami terlewatkan! Ikuti sosmed kami: