ReadTimes.id– Tahun kemarin Indonesia berada di level negara berpendapatan menengah ke atas, sebuah pencapaian yang hanya dinikmati setahun saja. Meski demikian, kondisi turun kelas ekonomi Indonesia telah diprediksi di tahun lalu pula.
Perekonomian Indonesia mulai merosot sejak pandemi tahun 2020 yang telah menciptakan pertumbuhan ekonomi negatif, bahkan di hampir seluruh negara.
Di Indonesia, penyelamatan masyarakat dan kesehatan menjadi prioritas, social distancing diterapkan dengan adanya PSBB dan PPKM sehingga mobilitas masyarakat berkurang serta laju pertumbuhan ekonomi terkontraksi.
Dengan kondisi demikian, pengamat ekonomi Universitas Hasanuddin Dr. Anas Iswanto Anwar, MA CWM mengatakan, pemulihan ekonomi negeri baru terjadi di 2022.
“Tahun 2022 menjadi kunci dan titik awal pemulihan ekonomi dan reformasi struktural. Negara harus mengejar pemulihan ekonomi di tahun ini dan mengejar pertumbuhan setidaknya rata-rata 6 persen setelah 2022,” katanya.
Menurut Anas, untuk memulihkan ekonomi Indonesia adalah dengan memprioritaskan sektor-sektor yang bisa meningkatkan investasi dengan produktivitas dan nilai tambah yang lebih tinggi.
Selain itu, peningkatan sumber daya manusia (SDM) yang memihak pada kelompok menengah ke bawah juga dapat menjadi solusi. Dengan begitu, pembangunan ekonomi akan menjadi lebih inklusif.
Posisi turun kelas ekonomi Indonesia memberi konsekuensi besar bagi perekonomian negara, minat investasi terhadap Indonesia menurun, lapangan pekerjaan berkurang, dan utang negara bertambah.
“Indonesia tidak termasuk negara tujuan investasi lagi, artinya minat investasi dari luar untuk menanam modal jangka panjang akan berkurang yang akhirnya menambah pengangguran karna lapangan pekerjaan berkurang. Konsekuensi lainnya Indonesia juga akan ketagiha meminjam utang,” tutupnya.
Tambahkan Komentar