Readtimes.id– Penyakit malaria merupakan sebuah permasalahan yang tak kunjung selesai di seluruh dunia. Menurut World Malaria Report, WHO, pada tahun 2017 sebanyak 219 juta kasus malaria yang terjadi di dunia.
Sebagai upaya strategis pengendalian penyakit malaria, berbagai peneliti dunia telah mengembangkan vaksin malaria. Berdasarkan data yang diperoleh dari jurnal Litbang Kementerian Kesehatan yang ditulis Lasbudi P. Ambarita tahun 2010, di tahun 2010 para peneliti vaksin telah mencoba tiga jenis kandidat vaksin.
Ketiga kandidat vaksin tersebut diantaranya vaksin pra-eritrosit (pre-erythrocytic vaccine), fase vaksin darah (blood-stage vaccine), dan vaksin penghambat penularan (transmission-blocking vaccine).
Jenis vaksin pra-eritrosit dikembangkan untuk melindungi terjadinya infeksi awal malaria. Di mana saat masa parasit masuk atau berkembang dalam sel-sel hati penderitanya. Lalu pada vaksin fase darah untuk menurunkan jumlah parasit dalam darah yang kemudian akan mengurangi tingkat keparahan penyakit. Kemudian jenis vaksin ketiga adalah vaksin penghambat penularan, tujuannya untuk menghambat siklus hidup parasit dan membatasi penyebaran infeksi oleh nyamuk terhadap orang sehat.
Dalam jurnal tersebut dikatakan bahwa harapan dari penelitian vaksin tersebut untuk dapat mengurangi angka risiko kematian dan angka kesakitan akibat malaria.
Dari ketiga jenis kandidat vaksin yang diteliti, hanya ada satu jenis vaksin yang berhasil diuji hingga pada tahap ke III. Dalam jurnal ilmiah yang ditulis oleh Komang Dendi Juliawan, mahasiswa pendidikan dokter Universitas Lampung yang diterbitkan pada tahun 2019, dikatakan bahwa RTS, S adalah jenis vaksin malaria pertama yang telah dilakukan uji coba klinis fase III.
Berdasarkan hasil pengujiannya, vaksin pra-eritrositer RTS,S mampu melindungi anak-anak pada malaria. Tak hanya itu, vaksin RTS,S juga bersifat aman dan tidak memiliki efek samping yang parah. Setelah berbagai penelitian dan uji klinis dilakukan terhadap vaksin RTS,S pada tahun 2018 vaksin ini resmi digunakan.
Sementara itu pada Oktober 2021 lalu, WHO mengumumkan jenis vaksin malaria Mosquirix (RTS,S/AS01e) sebagai vaksin yang direkomendasikan untuk penggunaan secara umum. Namun hingga saat ini Indonesia masih berada pada tahap negosiasi dengan WHO dan belum mendapatkan jatah vaksin ini.
Editor : Ramdha Mawaddha
Tambahkan Komentar