Readtimes.id – Data BPS membuktikan dari lima sektor yang menopang 64% Produk Domestik Bruto (PDB), hanya pertanian yang mampu tumbuh positif. Di triwulan II 2020 sektor pertanian tumbuh 2.19% dan di triwulan III masih tumbuh 2.15%.
Bahkan menurut Ketua Kamar Dagang Indonesia (KADIN), Roesan P Roeslani, pertumbuhan ini paling tinggi selama 3 tahun terakhir.
Pertumbuhan positif ini tidak diikuti oleh sektor lainnya seperti industri pengolahan yang masih tumbuh minus 4.31%, perdagangan minus 5.03%, konstruksi minus 4.52% maupun pertambangan minus 4.28%.
Pandemik memang tidak terlalu mengganggu sektor pertanian. Justru pandemik membuka peluang tersendiri bagi sektor ini. Selama masa covid, banyak bermunculan teknologi pertanian baru seperti hidroponik di lingkup rumah tangga.
Maka, jika anda bertanya bisnis apa yang paling menjanjikan di masa depan, salah satunya adalah bisnis di bidang agraria.
“Saat Covid seperti ini, sampai dua tahun ke depan, menurut saya bisnis yang paling menjanjikan hanya pertanian, binis lainnya belum tentu,” begitu kata Mentan Syahrul YL dalam webinar BNI: Percepatan Sektor Ekonomi Pemenang Fase New Normal, Juli 2020 lalu.
Hal yang sama juga diungkap Rektor IPB University, Prof. Dr. Arif Satria. Menurutnya bisnis paling menjanjikan di masa depan adalah bisnis di bidang pertanian.
“Yang abadi di dunia ini satu adalah perubahan dan kedua adalah pangan. Karena semua orang di dunia ini pasti akan makan sampai akhir zaman nanti,” ujar Prof. Arif seperti dikutip dari laman IPB University, Jumat (28/8/2020).
Pertumbuhan di sektor pertanian ini akan terus terjadi jika pengelolaan industri pertanian terintegrasi dari hulu ke hilir. Saat ini, pemain baru di sektor pertanian khususnya dari kalangan milenial kebanyakan masih di sisi hilir. Belum banyak dari mereka yang menyentuh industri hulu on farm.
Di sisi hilir, distribusi dan pemasaran misalnya, mereka bekerja sama dengan Kedai Sayur Indonesia untuk mendukung sistem distribusi secara online. Selain itu, banyak juga start up yang bergerak di sisi pendanaan petani (fintech lending) seperti, iGrow, iTernak, Crowde, TaniFund, dan DanaLaut.
Masih sedikit, atau mungkin belum ada, start up yang mendukung industri hulu pertanian. Misalnya smart farming yang membuat pertanian bisa dikelola secara industrial dan bergengsi di kalangan milenial. Salah satu kendalanya adalah kemampuan petani mengakses internet yang menjadi dasar start up.
Maka salah satu tantangan Kementrian Pertanian adalah mendorong kalangan milenial untuk ikut pada sisi hulu pertanian. Karena salah satu tantangan besar sektor pertanian selama ini adalah keberlanjutan penawaran terutama dari segi kualitas, seperti yang dikatakan Bendahara Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo) Edward Ismawan Chamdani.
Tambahkan Komentar