Readtimes.id– Sejak November lalu WHO telah mengkonfirmasi varian baru Omicron yang pertama dideteksi di Afrika Selatan. Saat ini WHO melabeli varian tersebut sebagai Varian of Concern atau varian yang menyebabkan peningkatan penularan.
WHO mengatakan varian Omicron pertama kali teridentifikasi di Afrika Selatan 9 November lalu, dan menjadikan Omicron pada Variant of Concern(VOC) yang menjadi perhatian karena memiliki tingkat penularan tinggi, virulensi yang tinggi, dan menurunkan efektivitas diagnosis, terapi serta vaksin yang ada.
Menurut CDC Amerika Serikat, varian Omicron kemungkinan akan menyebar lebih mudah daripada virus SarS-CoV-2 sebelumnya. Bukti sejauh ini menunjukkan bahwa Omicron lebih cepat menyebar daripada varian lainnya, bahkan varian Delta. Di negara lain para peneliti telah mengungkap bahwa kasus Omicron berlipat ganda setiap dua atau tiga hari. Rentang waktu tersebut dinilai jauh lebih singkat daripada yang dibutuhkan varian Delta untuk berlipat ganda, menurut laporan New York Times.
Omicron diketahui bergejala ringan karena sejauh ini pasien belum melaporkan kehilangan penciuman atau rasa dan tidak ada penurunan besar dalam kadar oksigen dengan varian baru. WHO hingga saat ini juga belum jelas mencatat apakah infeksi Omicron menimbulkan gejala lebih parah dibandingkan infeksi dengan varian lain, termasuk Delta.
Terlepas dari penyebaran cepat Omicron, kabar baiknya yakni strategi pencegahan Covid-19 seperti masker, vaksinasi dan jarak sosial dapat memperlambat penularannya.
Melansir dari Antara News, terkait masker, benda ini efektif mengurangi risiko tertular atau menyebarkan covid, termasuk varian Omicron, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDCO).
Hal ini karena masker tidak spesifik untuk varian Covid. Masker ini menjadi penghalang dan menyaring partikel virus dari udara yang kita hirup, kata Dr. Schaffner.
Namun, masker bisa penghalang yang tidak sempurna, yang berarti beberapa partikel virus masih bisa lolos. Kemungkinan beberapa partikel lolos mungkin bahkan lebih besar ketika datang ke varian Omicron.
“Omicron menghasilkan lebih banyak virus, bahkan daripada Delta,” kata Schaffner yang mengungkapkan beberapa penelitian telah menemukan varian terbaru ini menghasilkan 70 kali jumlah virus dibandingkan Delta.
Meski begitu, bukan berarti masker tidak berguna melawan Omicron. Agar masker efektif melindungi diri, maka harus memenuhi kriteria tertentu. Yakni pas di sisi wajah sehingga tidak memiliki celah, memiliki kawat hidung untuk mencegah kebocoran udara dari atas, tidak boleh memiliki katup atau ventilasi pernafasan yang memungkinkan partikel virus keluar.
Jika menginginkan perlindungan lebih, pakai masker kain setelah masker medis sekali pakai. Kita juga dapat memilih KN95, N95 atau KF94 yang dirancang khusus. Namun, yang terpenting, masker harus menutupi mulut dan hidung .
Di sisi lain, pencegahan lainnya yang diperlukan yakni vaksin. Walau memang, Omicron bahkan dapat menginfeksi orang yang telah divaksinasi penuh dan mendapatkan booster.
Tambahkan Komentar