Oleh M.Nursal.
Siang itu, senin 1 Februari 2021, hujan gerimis. Rintik-Rintik mengembun di jendela. Pada saat yang sama, status media sosial diguyur oleh berita duka. Silih berganti, Mengharu biru. Foto Orang baik ini terupdate setiap saat. Mengirim Ihwal bahwa ia telah pergi beristirahat di keabadian bersama Tuhan.
Abdul Muttalib (Kak Talib,) telah kembali ke Haribaan Sang Pencipta.
Kabar itu, menghentak batin. Titik bening membuat sejenak kornea membasah. Menitik, tak terseka oleh lentik. Air mata memang selalu penanda kita mencintai dan menyayangi. Kami mencintai almarhum Kak Talib’ sebagai kakak, sahabat, guru, dengan segala tebaran jejak kesolehan sosial yang pernah dilakukan.
Ada bersit membayang, orang baik selalu saja “dipanggil” lebih cepat, padahal dunia masih membutuhkan. Kak Talib banyak menanam budi. juga membibit kebajikan. Bagi Penulis, selalu ada “namanya” di tiap tapak-tapak hidup ini.
Jalan Juang
Salah satu jalan juang Kak Talib ada di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Makassar. Rumah Besar Perjuangan. Tempat bernaung kaum lara untuk meneduhkan diri dari kedzaliman penguasa dan pengusaha.
Kak Talib Pernah memimpin rumah laskar advokat pejuang itu di Tahun 2009, setelah hampir satu dekade berjibaku dengan jalan terjal advokasi. Bentang pengabdian yang panjang. Rasanya Sulit bertahan se “lama” itu. Mengingat status pekerja bantuan hukum yang penuh ‘onak’ Pengorbanan.
Betapa tidak, menjadi pekerja bantuan hukum itu, perjuangan menembus batas. Keluar-masuk rimba melawan tirani penetapan kawasan hutan. Menyusuri pantai, mengembangkan layar perahu para nelayan yang terancam tak melaut karena Reklamasi lingkungan. Terkadang,mesti memagar lahan rakyat dari kerakusan lintah pertanahan. Mengibaskan toga melawan mafia peradilan.
Kak Talib Hampir 15 tahun melakoni, mengabdi menjadi Advokat probono (gratis) bagi masyarakat tidak mampu. Pengacara yang hanya dibayar dengan linangan air mata dan doa orang-orang yang tertindas. Jika beruntung, ditunai dengan rempah dan buah tangan-tangan masyarakat papa.
Selama menakhodai LBH Makassar, Ia tak pernah “meminta-minta” pada pejabat, walau kondisi kantor sangat membutuhkan operasional. Sungguh, ia tak pernah menghamba pada kekuasaan atau mengetuk pintu penguasa dengan “menjual” lembaga. Ia kokoh menjaga marwah LBH Makassar. Suatu ketika, segumulan manusia berbadan kekar menawarinya perdamaian atas sengketa tanah yang sedang diadvokasi LBH Makassar. Tetapi ia tegas menolak. Orang-orang itu telah datang menakut-nakuti pemberani. Mereka tak tahu keberanian kak Talib jauh melebihi tubuh yang kecil.
Pribadi Egaliter
Kak Talib Manusia Egaliter. Ia bergaul dan bersahabat tanpa kasta. Ciamik memupuk silaturahmi. Ia tak pernah mengayun kapak permusuhan. Perangai itulah yang membuatnya tak berjarak dengan senior maupun junior.
Kak Talib melatih jiwa, tidak menjadi pendendam yang baik. Sehingga tak ada guna jadi musuh. Ia mudah melupakan kesalahan orang. Memaafkan tanpa menyakiti. Ia gampang sekali mengalah pada belas kasih, mungkin karena nurani seorang Abdul Muttalib dikuasai oleh empati dan simpati.
Di Kantor, Dia pemimpin sekaligus Partner yang sulit melihat koleganya susah. Kak Talib pribadi yang Sombere. Tak pernah terlihat amuk murka mengenai pekerjaan. Entah bagaimana cara membangkitkan amarahnya. Orang ini memang benar-benar sabar.
Untuk menyenangkan hati rekan kerja, sesekali dia menjadwalkan piknik bersama. Menjelajahi daerah baru dengan variasi kuliner. Semua dilakukan untuk menyenangkan orang sekeliling.
Kisah kebaikan Almarhum akan mengkristal menjadi kenangan manis. Budi baiknya juga telah mengendap masuk dalam etape hidup orang-orang. Sulit menemukan manusia ber-Integritas seperti kak Talib. Mungkin ada, tetapi seperti mencari jarum di tumpukan jerami.
Selamat jalan kak, Tertawalah disana, seperti kebiasaanmu di dunia, karena tak akan ada lagi koruptor yang mengusikmu. Tak ada lagi aktivis yang bermuka dua kau temui. Insya Allah kita akan piknik dan tamasya bersama lagi di Telaga keabadian. Bersama doa-doa lara dari kaum jucticiabelen yang pernah engkau perjuangkan.
Alfatiha……
Tambahkan Komentar