RT - readtimes.id

Surat Untuk Sahabat di Hari Minggu yang Tidak Lagi Sama…

Oleh : Rahmad M. Arsyad

foto ;Ant

Hai, selamat hari minggu sahabat. Ah, sudah akhir pekan lagi. Mungkin karena pandemi jahat  yang sudah berlangsung setahun lebih,apalagi dalam masa darurat seperti ini,  tidak lagi penting menghitung hari. Senin, Selasa, Rabu, Kamis,  Jumat, Sabtu dan Minggu, semua sama saja bukan?

Kita tetap di rumah saja!

Padahal, dahulu minggu adalah waktu yang paling kita nantikan, menikmati diri sendiri. Me time, begitu katamu, kataku, kata mereka, pokoknya kata kita semua. Minggu berarti lepas dari kemacetan, rapat ini itu, dan segala pembicaraan serius tentang proyek dan pekerjaan kita, minggu kita adalah salon, gym, mall dan cafe. 

Sambil tidak lupa berseru ketika terbangun di  hari minggu yang tidak lagi pagi, hore, i like sunday!

Bagi yang sudah berkeluarga, minggu  berarti family time. Waktu bersama keluarga, setelah sepekan masing-masing anggota keluarga berpeluh-peluh dengan hari, menghabiskan setiap menit dan jam sebagai ajang perburuan harta dan uang, maka minggu adalah momen untuk kembali utuh bagi seluruh anggota keluarga.

Minggu juga berarti, waktu untuk keluar dari rutinitas membosankan manusia modern, ketika ayah menghabiskan diri di kantor, istri sibuk bekerja atau bergaul, sementara anak-anak tenggelam di sekolah dengan berbagai les yang menelan hari-hari mereka. Minggu bagi keluarga di masa lalu,merupakan waktu ke pantai, puncak atau sekedar pesta barbeque di taman rumah kita.

Minggu adalah momen untuk kembali utuh sebagai keluarga. 

Tapi itu semua, adalah minggu yang lebih dari setahun lalu. Sebelum Presiden Joko Widodo mengumumkan, tentang Covid-19 sudah ada di indonesia. Kini, minggu kita, tidak lagi sama bukan ?  Minggu, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat dan Sabtu, semua sama saja. Tetap dirumah saja yang membedakan kini kita  lebih rajin menatap layar sambil berbicara, presentasi atau cukup mendengarkan lewat zoom, google meet dan berbagai aplikasi lain pertemuan daring.

Terkadang kita mulai rindu akan macet yang selalu kita umpat, kantor dan meja rapat, setelan jas dan pakaian rapi, serta tentu saja aroma parfum rekan kerja yang beraneka rupa. Oh yah, bagian atas Jas dan blazer mahal, mungkin masih kita gunakan untuk pertemuan-pertemuan virtual itu. 

Namun, jangan tanyakan apa yang kita pakai di bawah perut, bisa jadi celana kolor atau celana selutut berbahan  karet, salinan daster yang kita gunakan saat dikamar tidur atau dapur yang belum sempat kita ganti. Juga, Jangan tanyakan sepatu bermerek, karena sudah lama kita membiarkan kaki kita mulus dan telanjang menikmati kebebasan.

Sahabatku, dahulu sudah menjadi kebiasaan kita, minggu adalah waktu untuk mengeluarkan isi dompet bagi kebahagiaan diri sendiri atau keluarga. Tapi kini, setiap minggu kita mulai berhitung dengan penuh kecemasan, apakah sisa saldo kita masih bisa bertahan melewati bulan dan tahun yang penuh ketidakpastian?

Sebahagian dari kita cukup beruntung bisa bekerja dari rumah yang berarti tidak perlu pengeluaran bagi transportasi, sedikit bisa berhemat dan menabung, walau tetap saja punya konsekuensi gaji tidak lagi sama. Potong sana-sini, karena tentu perusahaan sedang dalam posisi sulit di tengah pandemi seperti ini. 

Namun, sebagian sahabat yang lain banyak yang tidak beruntung, mereka tidak lagi bekerja dari rumah tapi sudah di rumahkan. Tidak ada lagi pikiran mengeluarkan tabungan untuk makan malam di restoran saat hari minggu tiba, menutupi biaya makan dari minggu ke minggu, mereka sudah tidak mampu lagi.

Sahabatku, hampir dua tahun pandemi ini terjadi, sudah puluhan minggu kita pergi tanpa kenangan yang ada hanya ketegangan. Satu persatu sahabat kita pergi secara tiba-tiba, akibat virus jahat yang setiap hari membuat kita kehilangan sahabat, keluarga dan handai tolan, bahkan kini dari minggu ke minggu kabarnya sudah menjangkiti 4 juta orang.

Ah sahabatku, tetaplah bertahan sampai minggu depan dan minggu depan lagi dan sampai seterusnya. Kita pasti bisa melalui minggu-minggu yang menyebalkan ini. Dan akan kembali menikmati minggu-minggu bahagia yang dahulu dengan kenangan dan kebahagiaan. Sambil berteriak di hari minggu yang tidak lagi pagi,  i like sunday!

Rahmad M. Arsyad

Tambahkan Komentar

Follow Kami

Jangan biarkan infomasi penting dan mendalam dari kami terlewatkan! Ikuti sosmed kami: