Readtimes.id—Aplikasi PeduliLindungi mulai diberlakukan di pasar tradisional, namun dalam penerapannya sejumlah warga belum paham penggunaan aplikasi ini. Lalu tepatkah kebijakan ini bagi masyarakat ?
Aplikasi PeduliLindungi yang digadang-gadang pemerintah untuk melakukan pelacakan warga di masa pandemi kini terus digencarkan. Tak hanya pusat keramaian seperti mall dan tempat wisata, namun kini aplikasi telah diuji coba di pasar tradisonal.
Dalam uji coba kali ini banyak masyarakat masih merasa bingung karena belum pernah mengunduh aplikasi PeduliLindungi. Petugas yang berjaga di pintu masuk pasar terus memberikan sosialisasi dan edukasi agar ke depan masyarakat bisa terbiasa.
Meski merasa kesulitan karena sudah menjadi aturan, para pengunjung pasar tetap harus menerapkan dengan persyaratan minimal satu kasli dosis vaksin.
Penerapan aplikasi PeduliLindungi di tempat-tempat pelayanan publik memang masih ditemukan sejumlah kendala.
Bukan soal aplikasi, namun warga yang belum paham cara penggunaannya.
Pakar kebijakan publik Universitas Negeri Makassar Prof Dr Haedar Akib, MSi menilai penerapan kebijakan ini Harus diawali dengan sosialisasi yang baik.
“Sebelumnya harus ada sosialisasi yang baik, sehingga ada pembelajaran sosial bagi masyarakat apalagi jika dibawa pada kelompok masyarakat tradisional,” jelasnya.
Menurut Haedar Jika kebijakan ini adalah proses pembelajaran bagi masyarakat, ini dirasa cocok namun perlu pendampingan yang intens mengingat penggunaan aplikasi tersebut masih agak rumit.
Awamnya masyarakat terhadap penggunaan aplikasi ini membuat tingkat efektivitas kebijakan ini rendah. Meski demikian Haedar mengatakan jika kebijakan ini berhasil dapat menjadi indikator bahwa masyarakat kita sudah tertib dan lebih modern.
Selain itu, Ia juga menyarankan agar pemerintah memiliki instrumen satuan tugas (satgas) yang baik karena kebijakan akan efektif jika disosialisasikan oleh aktor yang tepat, yang mengerti karakter masyarakat agar apapun program pemerintah dapat dipahami secara baik oleh masyarakat. Penyadaran kepada masyarakat akan tujuan baik dari kebijakan ini juga perlu ditingkatkan
“Yang penting juga adalah kesiapan pemerintah dalam menjalankan program ini salah satunya harus dibantu dengan satgas yang ramah. Kita tahu bahwa kebijakan yang dikeluarkan selama pandemi ini banyak menimbulkan bentrok dengan petugas-petugas pengamanan,” ungkapnya.
Melihat kondisi masyarakat yang belum paham betul dengan penggunaan aplikasi ini, Haedar juga menyarankan pemerintah memberi fasilitas pendukung pada masyarakat seperti pemberian handphone gratis.
“Ide saya sih karena ini menyangkut teknologi yang menggunakan smartphone, ya kalau bisa orang yang tidak punya HP boleh dibagi-bagikan HP karena sebenarnya ini akan berat di masyarakat ketika harus ke pasar namun tidak memiliki smartphone,” jelasnya.
Ia pun beranggapan hal ini bisa jadi menambah beban masyarakat, karena selama pandemi masyarakat sudah dibebani oleh biaya membeli masker, hand sanitizer dan keperluan kesehatan lainnya. Kemudian harus lagi memikirkan biaya untuk membeli HP demi menggunakan aplikasi ini.
“Kalau pun pemerintah tidak sanggup memberi HP gratis kepada masyarakat, harusnya ada data base di setiap pasar terkait informasi vaksinasi masyarakat atau setiap penjual di pasar tersebut dibuatkan data base pelanggannya jadi penjual dapat mengetahui pelanggan mereka sudah di vaksin atau belum,” tutupnya.
Tambahkan Komentar