RT - readtimes.id

Terlalu Mencintai Diri Sendiri, Bisa Jadi Gejala Star Syndrome

Readtimes.id– Mencintai diri sendiri memang menjadi sebuah keharusan, karena dengan mencintai diri sendiri kamu bisa menerima apa adanya dirimu. Namun, terlalu berlebihan dalam mencintai diri sendiri ternyata bahaya, karena bisa berujung pada star syndrome.

Star syndrome pada dasarnya adalah bentuk dari narcissistic personality disorder. Kelainan ini merupakan gangguan kepribadian narsistik, yaitu pengidapnya cenderung terlalu mencintai dirinya sendiri.

Saat kamu melihat seseorang yang selalu berusaha update di sosial media, dan akan merasa senang jika banyak yang menyukai postingannya serta mendapatkan banyak komentar, maka hal tersebut telah mengarah ke star syndrome.

Hal tersebut dijelaskan psikolog klinis Elita Kirana, MPsi Psikolog, bahwa salah satu ciri star syndrome adalah kebutuhan yang konstan untuk selalu dipuji dan mendapat pengakuan.

“Sehingga, jika seseorang melakukan segala sesuatu untuk mengejar likes atau komen (bahkan hal yang tidak wajar), bisa dikatakan bahwa hal itu sudah mengarah ke star syndrome,” ujarnya pada Readtimes.id (10/05).

Pengidap star syndrome akan sulit dan akan terganggu dalam berkegiatan sosial karena cenderung mengutamakan dirinya sendiri.

“Seringnya, penderita star syndrome sulit berelasi dengan orang lain, sering berkonflik, mengalami penolakan, atau menuntut orang lain bertindak sesuai dengan keinginannya,” jelas Elita.

Selain itu, penderita sindrom ini juga sulit mendapat relasi karena ia seringkali sulit bersimpati dan berempati terhadap lingkungan sekitar. Ia juga akan sulit mengontrol emosi.

Jika tak dilakukan penanganan lebih lanjut, star syndrome akan berdampak buruk. Misalnya, si penderita akan cenderung sombong, self centered, dan menuntut. Hal tersebut mendorong rasa tidak bahagia dalam diri si penderita, sehingga seringkali merasa tidak puas.

Tak hanya itu, penderita star syndrome akan selalu merasa tidak pernah dimengerti atau tidak diterima di lingkungan sekitar. Ia juga akan sulit mendapatkan hubungan yang sehat.

Menurut Elita, syndrome ini disebabkan oleh bermacam-macam faktor tergantung kasusnya. Di antaranya seperti genetik, kepribadian atau tempramen, trauma masa kecil, pola asuh orang tua yang terlalu manja, ekspektasi orang tua yang tidak realistis, serta pengaruh budaya.

Elita menambahkan, star syndrome bisa disembuhkan namun cenderung sulit. Proses pemulihan bisa dilakukan dengan psikoterapi serta pemberian obat-obatan medis.

Editor : Ramdha Mawaddha

Dewi Purnamasakty

Tambahkan Komentar

Follow Kami

Jangan biarkan infomasi penting dan mendalam dari kami terlewatkan! Ikuti sosmed kami: