Readtimes.id– Antrean truk, bus dan mobil-mobil menjalar di sekitar SPBU akibat kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar beberapa pekan terakhir. Masyarakat pun mengeluhkan kemacetan yang ditimbulkan dari antrean kendaraan tersebut, pun sederet masalah lain yang ikut muncul akibat kelangkaan solar.
Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan menafsirkan kelangkaan solar akan berdampak pula pada kelangkaan produk atau sembako di pasaran.
“Truk logistik yang antre berhari-hari akhirnya barang tidak sampai tepat waktu, pedagang akan naikkan harga untuk menanggung beban antrean, belum lagi untuk barang yang mudah rusak atau busuk tentu ini menambah beban cost,” jelasnya.
Langkanya solar menurut Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati disebabkan oleh sejumlah faktor. Salah satunya, soal kuota solar subsidi tahun ini yang lebih rendah dari tahun lalu.
Mamit juga mengatakan kuota solar diturunkan dari 15,8 juta kilo liter di tahun 2021 turun menjadi 15,1 juta kilo liter tahun ini. Hal ini dilakukan dalam rangka mengurangi beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ( APBN). Pembatasan kuota ini pun membuat Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menugaskan pada pertamina dan PT AKR Corporindo Tbk untuk mengatur pembatasan hingga ke daerah.
Selain pembatasan kuota, penyebab kelangkaan dan antrean juga karena disparitas harga yang cukup tinggi antara solar subsidi dan non subsidi. Hal ini menyebabkan kendaraan yang tidak semestinya menggunakan solar subsidi juga ikut mengantre solar subsidi.
Baca Juga : Alasan Harga Pertamax Naik jadi Rp12.500 per Liter
“Perpress No. 191 tahun 2014 itu kan ada diatur kendaraan apa saja yang boleh pakai solar subsidi. Harganya cukup beda jauh sekarang solar Rp5 ribu dan declite Rp12 ribu. Mereka lebih memilih antre daripada bayar mahal,” jelas Mamit.
Selain itu, kurangnya pengawasan pendistribusian solar menyebabkan banyaknya pelangsir yang membeli solar dengan jumlah besar untuk dijual kembali.
“Pemerintah perlu memikirkan bagaimana ke depan solar subsidi tepat sasaran dan pengawasan juga ditingkatkan, coba cek di SPBU banyak yang menyelewengkan pasti,” tutupnya.
Tambahkan Komentar