Readtimes.id—Aktivitas pencatatan keuangan digital ternyata memiliki dampak besar terhadap percepatan produktivitas UMKM Indonesia, bahkan berkontribusi pada perekonomian nasional.
Hadir pada 2019, BukuWarung merupakan perusahaan teknologi penyedia ekosistem finansial digital yang berkomitmen membantu pelaku UMKM di Indonesia. BukuWarung telah menggaet 6,5 juta UMKM pengguna dengan berbagai layanan unggulan; dari awalnya berfokus pada pencatatan keuangan digital, kemudian berkembang hingga penjualan, pembayaran bahkan pembiayaan online.
Studi terbaru dari Center of Innovation and Digital Economy Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) mendapati bahwa penggunaan aplikasi BukuWarung (yang memiliki fitur utama pencatatan keuangan digital) telah berhasil meningkatkan produktivitas pelaku UMKM sehingga menambah output usaha sebesar Rp 640 miliar, atau setara dengan PDB UMKM 0,01 persen.
Lebih dari itu, BukuWarung juga berandil mengakselerasi output ekonomi nasional hingga Rp 32,86 triliun, setara dengan PDB nasional 0,27 persen. Tak hanya itu, kehadirnya juga menambah nilai investasi yang masuk ke Indonesia sebesar Rp 2,32 triliun atau berkontribusi atas peningkatan investasi nasional sebesar 47,07 persen.
Studi mengenai “Dampak Aktivitas Ekonomi Aplikasi BukuWarung terhadap Perekonomian Nasional dan UMKM” itu juga memperlihatkan adanya perubahan pada aspek sosial. Adanya aktivitas BukuWarung membuat pendapatan pelaku usaha secara total mengalami kenaikan sejumlah Rp 10,97 triliun dan mendorong penyerapan tenaga kerja sebanyak 368 ribu jiwa.
“Berdasarkan data BPS 2021, indikator pertumbuhan ekonomi pada triwulan 3 2021 naik sebesar 3,51 persen year on year. Upaya pemulihan ekonomi terus dilakukan pemerintah antara lain melalui hibah modal kerja untuk usaha mikro dan KUR,” kata Teten Masduki, Menteri Koperasi dan UKM dalam sambutannya saat membuka sesi temu media secara daring yang diadakan oleh BukuWarung pada Kamis (18/11).
Menyinggung permasalahan pembiayaan bagi pelaku UMKM, Teten Masduki mengungkapkan, sulit mendapatkan pembiayaan formal karena tidak memiliki aset untuk dijaminkan serta tidak adanya pencatatan laporan keuangan. Pembiayaan akan lebih efektif jika diikuti dengan digitalisasi.
“Digitalisasi menjadi enabler percepatan pemulihan ekonomi nasional. Berdasarkan data idEA saat ini sebanyak 16,4 juta atau 25,6 persen UMKM telah terhubung ke ekosistem digital,” ungkap Teten.
Ekonom INDEF Nailul Huda menerangkan bahwa seiring dengan membaiknya situasi Covid-19 di Indonesia, output ekonomi nasional mengalami peningkatan hingga Rp 138 triliun. Adanya penerapan teknologi yang ditawarkan BukuWarung, seperti pencatatan keuangan digital, semakin mengakselerasi output tersebut, bahkan mencapai Rp 170 triliun.
Dampak output terbesar dirasakan oleh sektor jasa lainnya Rp 8,8 triliun, sektor pertanian Rp 6,9 triliun, sektor jasa konsultasi komputer dan teknologi informasi Rp 6,8 triliun, sektor ketenagalistrikan Rp 1,6 triliun, serta sektor perdagangan besar dan ritel Rp 1,6 triliun.
Pelaku UMKM yang terdaftar sebagai pengguna BukuWarung mendapatkan manfaat yang signifikan seperti peningkatan produktivitas, pencatatan yang lebih terintegrasi dan lebih rapi, termasuk keuntungan atau kerugian dari bisnisnya, serta perluasan pangsa pasar.
“Peningkatan produktivitas berdampak pada peningkatan pendapatan pelaku usaha, penyerapan tenaga kerja, dan pengajuan kredit UMKM,” Ungkap Nailul Huda.
Adanya pencatatan pembukuan yang lebih baik menjadikan UMKM tersebut memiliki nilai lebih untuk mengajukan pendanaan sehingga mendorong kredit UMKM sebesar Rp 1,14 triliun.
Temuan-temuan itu merupakan rumusan berdasarkan penelitian INDEF yang berlangsung selama 1 September-15 November 2021. Metode penelitian menggabungkan desk study melalui jurnal, laporan lembaga dan dokumen-dokumen lain dengan sumber yang relevan dan kredibel, serta in-depth interview dengan pengguna BukuWarung dan analisis input output.
Hasil studi bersama INDEF ini membuktikan bahwa BukuWarung telah berada pada jalur dan arah yang tepat untuk memajukan UMKM Tanah Air. dari aspek UMKM, BukuWarung memberi manfaat terbesar pada pelaku usaha di bidang perdagangan eceran dan besar.
BukuWarung mampu menambah output UMKM sektor perdagangan sebesar Rp 193 miliar, serta sektor penyedia jasa pembayaran listrik, gas, dan air (PPOB) yang mencapai Rp 97,5 miliar. Selain itu, BukuWarung menambah penyerapan tenaga kerja UMKM sebesar 78 ribu tenaga kerja, atau tumbuh sebesar 22,63 persen. Penyerapan tenaga kerja UMKM paling besar terjadi pada sektor pertanian (30 ribu jiwa) dan perdagangan (7,3 ribu jiwa).
Lebih jauh, peran BukuWarung juga semakin berarti di tengah tantangan ekonomi akibat mewabahnya Covid-19. Studi juga mengungkap bahwa sembilan dari sepuluh pengguna BukuWarung bergabung selama pandemi berlangsung.
Selain itu, delapan dari sepuluh pengguna merasa adanya peningkatan literasi digital dengan memanfaatkan aplikasi pencatatan keuangan setelah menggunakan BukuWarung dan mendapatkan sosialisasi baik secara online maupun offline.
Tambahkan Komentar