Readtimes.id-Setelah dua tahun tidak dilaksanakan akibat pandemi Covid-19, akhirnya mudik tahun 2022 diizinkan pemerintah. Animo mudik masyarakat tahun ini pun diprediksi akan meningkat. Hal ini dapat menjadi peluang membangkitkan perekonomian daerah, meski ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pemerintah dan masyarakat untuk menghadapi mudik Lebaran.
Berdasarkan survei Balitbang Kemenhub Maret 2022, sebanyak 74,9 juta orang berencana mudik pada Idulfitri tahun ini. Pergerakan massa dalam rentang waktu yang hampir bersamaan pada libur Idulfitri, diprediksi akan berdampak sangat besar bagi ekonomi daerah.
Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengungkapkan mudik memang dapat membantu menggerakkan roda perekonomian di tengah pemulihan perekonomian daerah akibat pandemi.
Pasalnya, perputaran uang yang beredar akan semakin meningkat dan memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk membelanjakannya uangnya pada kebutuhan tertentu.
“Umumnya ini menandakan aktivitas perekonomian akan membaik dan asumsinya akan terlihat dari kinerja pertumbuhan ekonomi. Kalau dari perbandingan jumlah peredaran uang kuartal 1 dan kuartal 2, maka hipotesisnya proyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal 2 relatif akan lebih tinggi,” ujar Rendy.
Untuk mendukung hal tersebut, persiapan sarana dan prasarana pendukung arus mudik, seperti kesiapan jalan, pasokan bahan bakar dan aparat keamanan. Jangan sampai persiapan yang tidak memadai, mudik yang diharapkan mampu memberi efek kebangkitan ekonomi daerah malah menjadi bencana.
Butuh Persiapan
Pengamat Transportasi dari Institut Studi Transportasi (INSTRAN), Deddy Herlambang menerangkan untuk menghadapi mudik 2022 ini perlu beberapa persiapan karena volumenya akan lebih banyak dibanding dua tahun berturut sebelumnya.
Sebelumnya Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah mengimbau masyarakat mengurangi keinginan mudik menggunakan sepeda motor. Deddy menilai himbauan ini perlu diperhatikan oleh seluruh masyarakat agar dapat mengurangi kecelakaan di jalan raya.
“Setiap tahun memang selalu ada himbauan untuk tidak mudik dengan roda dua karena rata-rata angka kecelakaan selama mudik sekitar 500 kejadian dan banyak yang meninggal 75 persen kecelakaan roda dua,” ungkapnya.
Untuk kesiapan sarana dan prasarana jalan raya, Deddy mengatakan rest area jumlahnya masih kurang dan perlu ditambah lagi demi keselamatan masyarakat di perjalanan. Selain itu, rekayasa lalu lintas juga diperlukan agar tidak terjadi kemacetan.
“Saya lihat untuk mudik Lebaran memang masih kurang rest areanya dan yang penting juga harus diatur oleh polisi ada rekayasa lalulintas one way dan lain-lain, jangan sampai kemacetan juga tinggi,” jelasnya.
Selain itu demi mengurangi pemudik yang menggunakan kendaraan roda dua, pemerintah telah menyediakan mudik gratis untuk masyarakat tahun ini. Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati menyampaikan Kemenhub terus memastikan sektor transportasi siap melayani masyarakat pada masa Mudik Lebaran 2022 dalam aspek kesehatan dan keselamatan.
Menanggapi mudik gratis ini, Deddy kemudian menghimbau agar bus dan mobil yang disediakan harus berangkat dari terminal agar dapat dikontrol kelayakan jalannya.
“Yang sering kecelakaan lepas dari kontrol itu bus bus pariwisata yang digunakan untuk mudik, biasanya kondisinya kurang baik,” jelasnya.
Selain itu untuk mudik gratis ini Deddy menyarankan agar pemerintah menggunakan bus dengan trayek yang sama dengan bus antarkota yang biasa beroperasi agar pengusaha bus juga tidak kehilangan penghasilan akibat mudik gratis.
“Jangan sampai seperti mudik sebelumnya bukan pakai bus trayek, malah pakai bus pariwisata sehingga bus-bus dalam trayek itu justru sepi tidak dapat orderan karena bus gratis telah disewa dari bus pariwisata,” pungkasnya.
Tambahkan Komentar