RT - readtimes.id

Tiga Bank Syariah Merger, Ini Kata Pengamat Ekonomi

Readtimes.id – Bank baru PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) ini diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), dan mulai beroperasi pada Senin 1 Februari 2021 kemarin. BSI merupakan bank hasil merger tiga bank syariah BUMN. Ketiga bank yang dimaksud adalah PT Bank BRI Syariah Tbk., PT. Bank Syariah Mandiri, dan PT Bank BNI Syariah.

Hasil penggabungan ini menjadikan sebagai bank syariah terbesar di Indonesia, lalu  menempatkannya dalam daftar 10 besar bank terbesar di Indonesia dari sisi aset.

Indonesia berada di peringkat 10 pada 2018, lima pada 2019, dan di posisi keempat pada 2020. Aset bank syariah naik 10,9 persen dibanding konvensional sebesar 7,7 persen. Kenaikan juga terjadi pada dana pihak ketiga sebesar 11,56 persen dibanding konvensional sebanyak 11,49 persen.  

Pengamat ekonomi Prof. Dr. Alimuddin, S.E., MM., AK., CPMA,  dosen Universitas Hasanuddin, mengatakan  Indonesia dikenal sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Kehadiran bank syariah tersebut sebagai upaya pemerintah untuk memperkuat industri keuangan syariah.  

Sebelumnya sudah banyak bank syariah yang bermunculan. Baik itu bank syariah BUMN dan maupun bank syariah swasta.  Mengapa? Karena ada pangsa pasar untuk itu, tetapi dengan berjalannya beberapa tahun ini, ternyata bank syariah tidak punya kekuatan modal yang besar.  Merger bank syariah akan membuat aset perbankan syariah menjadi semakin besar.

“Banyak bank syariah tetapi tidak punya modal yang besar, dengan demikian supaya bisa kuat, maka salah satu pemikiran bahwa khususnya bank syariah BUMN atau bank syariah negara itu sebaiknya digabung. Ketika  modalnya menjadi besar, maka dia bisa membiayai proyek-proyek yang besar, begitupun sebaliknya. Saya yakin BSI punya prospek yang besar dikemudian hari,” ujar Prof  Alimuddin kepada reatimes.id Rabu, 3 Februari 2021.   

Per Desember 2020, tiga bank syariah BUMN peserta merger tersebut mencatat total pembiayaan mencapai Rp156,51 triliun. Dengan demikian, pembiayaan ditargetkan mampu tumbuh 73,80% dalam lima tahun mendatang. Total aset hingga akhir tahun lalu sebesar Rp239,56 triliun. Dana pihak ketiga mencapai sebesar Rp209,98 triliun.

Selaku pengamat keuangan syariah, Prof Alimuddin Menambahkan, kehadiran Bank Syariah Indonesia merupakan  upaya pemerintah memulihkan ekonomi nasional akibat pandemi Covid-19. Serta berpotensi membawa dampak positif signifikan terhadap pemulihan ekonomi tahun ini.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat total aset perbankan syariah, mencakup bank umum syariah (BUS) dan unit usaha syariah (UUS) per November 2020 hanya 3,97% dari total aset bank umum. Sementara itu, nilai pembiayaan syariah BUS dan UUS baru 2,49% dari total pembiayaan bank umum.

Ketua Project Management Office (PMO) Bank Syariah BUMN Hery Gunardi menyatakan, proyek yang sudah dimulai sejak Maret dan berproses hingga sekarang, tentunya 1 Februari 2020 bisa dideklarasikan sebagai lahirnya Bank Syariah Indonesia. Hal ini disampaikan Herry dalam Webinar Syariah Outlook Ekonomi Syariah Indonesia 2021, Selasa (19/1).

Ona Mariani

1 Komentar

Follow Kami

Jangan biarkan infomasi penting dan mendalam dari kami terlewatkan! Ikuti sosmed kami: