Sering kali kita merasa tidak percaya diri untuk bertemu dan berbincang dengan banyak orang entah masalahnya berasal dari penampilan yang kurang menarik atau bahkan rasa tidak enak akan bau mulut yang membuat orang akan merasa tidak nyaman. Bukan hanya membuat tidak percaya diri, tapi bau mulut yang tidak sedap membuat lawan bicara jadi kurang nyaman. Pembicaraan jadi kurang berkualitas karena bau mulut yang kurang sedap tidak menyenangkan dan menusuk hidung .
Bau mulut atau halitosis dibedakan menjadi halitosis fisiologis dan patologis. Halitosis fisiologis sering juga disebut halitosis sementara. Bau tidak sedap yang ditimbulkannya akibat proses pembusukan makanan pada rongga mulut terutama berasal dari bagian posterior dorsum lidah, halitosis tersebut tidak memerlukan terapi khusus. Contohnya adalah morning bad breath yaitu bau nafas pada waktu bangun pagi. Keadaan ini disebabkan tidak aktifnya otot pipi dan lidah serta berkurangnya saliva selama tidur. Bau nafas ini dapat diatasi dengan merangsang aliran saliva dan menyingkirkan sisa makanan di dalam mulut dengan mengunyah, menyikat gigi atau berkumur.
Halitosis patologis merupakan halitosis yang bersifat permanen dan tidak bisa hilang hanya dengan metode pembersihan yang biasa, harus dirawat dan perawatannya bergantung pada sumber bau mulut itu sendiri. Sumber penyebab halitosis patologis dibedakan atas intra oral dan ektra oral. Sumber penyebab intra oral yaitu kondisi patologisnya berasal dari dalam rongga mulut dan atau bagian posterior dorsum lidah, sedangkan sumber penyebab halitosis patologis dari ekstra oral adalah kondisi patologisnya berasal dari luar rongga mulut misalnya saluran pencernaan, pernafasan, dan adanya gangguan sistemik.
Menurut drg. Risnanda Thamrin, S.KG ; Keadaan halitosis dapat menjadi tanda adanya suatu penyakit tertentu, antara lain diabetes mellitus, gangguan pencernaan, infeksi amandel, infeksi tonsil, infeksi paru-paru, sinusitis, kanker kerongkongan, kanker lambung, kelainan darah, penyakit lever dan lain- lain. Penyakit-penyakit tersebut merupakan penyebab halitosis ditinjau dari faktor kesehatan umum. Sedangkan faktor penyebab lokal yaitu faktor penyebab dari dalam rongga mulut itu sendiri, antara lain kebersihan mulut yang buruk karena adanya plak dan kalkulus, adanya karies gigi, abses, impaksi gigi, infeksi gusi atau gingivitis, penyakit periodontal atau periodontitis dan lain-lain.
dr. Risnanda juga menegaskan bahwasanya “Penyebab utama halitosis adalah bakteri dan VSC’s (gas volatile sulfur compound ).”
Bau mulut yang tak sedap harus segera diatasi agar tidak menimbulkan masalah lebih jauh lagi. Nah untuk itu dr Risnanda sudah membagikan cara perawatan atau pemulihan dan tips untuk menhilangkan halitosis ini; ” Untuk penanganannya terlebih dahulu pastikan diagnosis, identifikasi dan eliminasi faktor predisposisi dan faktor yang memodifikasi, identifikasi faktor kesehatan umum lalu dilakukan perawatan yang meliputi instruksi oral hygiene yang meliputi menyikat gigi, teknik flossing dan pembersihan gigi tiruan, pendekatan mekanik meliputi scaling dan root planing dari poket periodontal dan akar gigi dan membersihkan lidah, pendekatan kimia menggunakan obat kumur, nasehat mengenai diet untuk membersihkan mulut setelah makan atau minum produk makanan atau minuman seperti ikan, daging, bawang putih, bawang merah, kopi dan merokok, dan kontrol secara teratur.”
Tips untuk mengurangi bau mulut yang bisa dilakukan oleh pasien diantaranya; 1. Menjaga kebersihan rongga mulut khususnya setelah makan makanan tinggi protein. 2. Berkunjung ke dokter gigi untuk melakukan perawatan atau pemeriksaan gigi dan gusi. 3. Minum banyak air putih seringberkumur-kumur dengan air dan membersihkan lidah dengan sikat gigi, sikat lidah atau skrap lidah (tongue scraper). 4. Berkumur-kumur dengan menggunakan obat kumur,menstimulasi aliran saliva. 5. Mngunyah sesuatu, bisa permen karet, cengkih atau permen pengharum nafas, tapi pastikan bebas gula sehingga menstimulasi aliran saliva karena mempunyai efek membersihkan dan melarutkan bakteri dan produknya yang menyebabkan bau mulut.
Nah karena halitosis ini bisa terjadi akibat adanya beberapa faktor seperti faktor fisiologis. Juga karena adanya penyakit sistemik tertentu maupun karena dari rongga mulut itu sendiri, maka dari itu pemeriksaan ke dokter gigi secara berkala atau 6 bulan sekali sangat penting untuk mendeteksi penyakit rongga mulut dini maupun sistemik lainnya yang bersumber dari rongga mulut kita.
Tambahkan Komentar