Readtimes.id – Sektor pertanian dan perkebunan sangat potensial ditekuni semua kalangan, termasuk generasi melenial. Namun, perlu ada pilihan komoditi yang pas sebagai pendorong bertambahnya pendapatan.
Saat ini yang menjadi primadona para pengusaha dan petani adalah budidaya porang. Butuh waktu yang tidak terlalu lama, masa panen hanya butuh delapan bulan.
Seperti yang dilakukan Wakil Ketua DPRD Sulsel, H. Syaharuddin Alrif, MM sejak 2019 di Sidrap. Porang hasil budidaya tersebut dipasarkan hingga ke luar negeri. Sebelumnya diekspor, porang diolah lebih dahulu dalam bentuk tepung. Porang ini banyak diolah menjadi kosmetik seperti body lotion, sabun, masker dan obat-obatan.
Syaharuddin menyebutkan, luas lahan porang yang dimilikinya sekitar 800 hektare. Kini budidaya porang, khusus Sulawesi Selatan terdapat sekitar 2.200 hektara dan sudah mencapa 47.000 hektare di seluruh Indonesia.
Pun ia membeberkan kunci kesuksesan hingga berhasil mengekspor porang, yaitu memiliki keinginan, konsisten, profesional, seperti yang diterapkan petani Jepang, Australia dan Vietnam yang memiliki lahan farm out untuk industri.
Karena keberhasilannya, Syahruddin ditetapkan sebagai ikon petani milenial oleh menteri pertanian. Lelaki 41 tahun ini bertugas mengajak milenial bertani dan menanamkan pemikiran bahwa siapapun mampu menciptakan lapangan kerja dan menjadikan lahan kurang produktif menjadi produktif.
“Anak muda atau kaum milenial saat ini yang melakukan usaha pertanian, kehutanan, peternakan, perikanan perlu mengubah mindset bahwa pekerjaan tidak melulu harus bekerja di kantoran,” ujarnya kepada readtimes.id Rabu (9/6/2021).
Menurutnya, selain porang yang telah diekpor hingga ke Korea, Jepang, dan China, semua hasil perkebunan dan pertanian potensial diekspor ke luar negeri. Saat ini, ia pun telah menyepakati kerja sama ekspor dengan pemerintah Malaysia untuk komoditas pisang.
“Peluang untuk petani muda, semua berpotensi sama, seperti jagung, jahe, nila, merica dan cengkeh. Selama mau diurus dengan benar dan tekun. Dukungan pemerintah yaitu Persiden, Menteri Pertanian mendorong dalam menciptakan petani muda dengan gaya maju, mandiri dan modern,” ujarnya.
Syaharuddin pun membeberkan beberapa strategi kepada generasi milenial yang ingin mengikuti jejaknya melakukan ekspor. Yaitu terlebih dahulu menetukan komoditi apa yang ingin dikembangkan. Tidak harus porang, banyak komoditi sesuai dengan kondisi daerah. Seperti di Jeneponto, Takalar, Gowa yang memiliki perbedaan potensi. Setelah menentukan komoditi dan melakukan budidaya hingga panen, lalu memperkuat jaringan.
“Memanfaatkan teknologi dengan metode pemasaran online. Selanjutnya menguatkan modal dan peningkatan produksi. Misalnya jika permintaan porang banyak, maka begitu kita kontrak dengan eksportir, kebutuhannya harus disiapkan secara terus menerus dan menjaga kualitas agar harga terjamin,” ujarnya.
Tambahkan Komentar