Readtimes.id– Mereka yang menguasai data adalah mereka yang akan menguasai dunia di masa depan.
Seperti itu kiranya adagium yang tepat untuk menanggapi laporan The Feature Jobs 2020 yang dirilis oleh World Economic Forum ( WEF) menyoal 20 jenis pekerjaan yang akan mengalami penurunan permintaan di masa mendatang karena akan digantikan oleh tenaga mesin lima tahun mendatang.
Menurunnya angka permintaan tenaga kerja manusia yang berbanding terbalik dengan jumlah permintaan tenaga mesin ini secara otomatis akan menjadikan data sebagai kebutuhan primer di masa depan. Tak ayal perusahaan yang menjadikan big data sebagai produknya akan mengalami peningkatan pesat dan meraup keuntungan yang besar.
Adalah Muhammad Sabirin Hadis pengamat Teknologi Informasi dari Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) AKBA Makassar tidak menyangkal bahwa hal tersebut memang akan terjadi di masa depan
” Karena permintaan yang tinggi, jelas ke depan perusahaan yang bergerak di bidang big data seperti Google misalnya akan memiliki peluang yang sangat besar. Melalui platform gratis yang mereka berikan itu dimana akan ditukar dengan data pribadi setiap penggunaannya, ini yang kemudian nantinya akan diolah untuk menjadi bisnis yang lain dengan nilai keuntungan yang cukup menjanjikan, ” ujar dosen pengampu mata kuliah Interaksi Manusia dan Komputer ini
Pihaknya juga menjelaskan bahwa penggunaan big data ini mulai nampak jelas kemanfaatanya dengan munculnya perusahaan startup di berbagai negara, dimana dalam menjalankan bisnisnya atau memahami kebutuhan konsumen sebuah startup membutuhkan data terkait kecenderungan atau minat konsumen tersebut.
Lebih dari itu pihaknya juga menjelaskan secara umum bagaimana kerja big data dalam sebuah mesin kerja di masa depan, yang menurutnya tak lain adalah berdasar arti atau meaning yang diberikan oleh seorang data scientist.
” Jadi sebenarnya ini berbicara tentang bagaimana kita mengelola data yang begitu banyak yang tersebar di sekitar kita kemudian dikelompokkan sesuai jenisnya. Karena data-data ini pada dasarnya belum memiliki arti atau meaning, nah ini yang kemudian diolah oleh seorang data scientist. Setelah memiliki arti baru melalui artificial intelligence ( AI) data ini akan ditambahkan kepada suatu sistem atau mesin dengan cara mengenali perintah atau arti yang diberikan oleh data scientist tadi. Hingga pada akhirnya suatu sistem atau mesin bisa melakukan tugas sesuai dengan apa yang kita perintahkan, ” tambahnya
Selanjutnya terlepas dari kelebihan yang ditawarkan, pada dasarnya trend big data akan menembus hal-hal yang dikategorikan sebagai sesuatu yang pribadi. Melalui big data kemungkinan besar data pribadi seseorang dapat dimiliki oleh pihak-pihak yang mungkin saja tidak bertanggung jawab, jika saja sebuah perusahaan big data seperti google atau platform seperti facebook menjualnya demi meraup keuntungan yang sebesar-besarnya.
Atas dasar itu sebagai warga negara tak berlebihan rasanya jikalau kita menaruh harapan besar bagi pemerintah melalui undang-undang data pribadi yang baru saja dimasukkan dalam prolegnas 2021 ini dapat menjamin hak-hak setiap individu warga negara ke depan tanpa terkecuali. Semoga saja.
Tambahkan Komentar