RT - readtimes.id

Cara Mandiri dan Berprestasi Anak Berkebutuhan Khusus

Readtimes.id– Setiap anak yang lahir di dunia memiliki potensi yang berbeda-beda antara anak satu dan anak lainnya. Oleh sebab itu, tidak seharusnya kita menyamaratakan dan membanding-bandingkan antar anak. Perlu untuk mengerti kekurangan, keterbatasan dan keistimewaan anak sejak dini, baik dari segi fisik maupun psikis.

Adanya keterbatasan pada anak sering kali membuat orang tua tidak mengerti dengan potensi yang dimiliki anak, hampir semua orang tua menginginkan anaknya sempurna baik dari segi fisik psikis dan akademiknya.

Anak dengan kebutuhan khusus atau biasa dikenal dengan istilah ABK adalah anak yang memiliki kondisi berbeda dengan anak-anak lain pada umumnya. Kondisi berbeda ini dapat jadi dalam hal karakteristik mental, kemampuan fisik, kemampuan sensoris, kemampuan komunikasi, ketahanan diri, serta kemampuan menghargai dan menikmati aktivitas dalam hidup.

Kebutuhan khusus anak ini tidak hanya pada kemunculan satu atau beberapa gejala keterbatasan atau hambatan umum, namun beberapa jenis gangguan dapat didiagnosa secara klinis pada masa kanak-kanak. Beberapa diantaranya adalah retardasi mental, kesulitan memusatkan perhatian, sering menentang, dan autisme. Anak dengan gangguan klinis seperti ini tentu memerlukan penanganan yang berbeda dari lingkungan.

Dalam mendidik anak-anak berkebutuhan khusus memang butuh kesabaran dan ketelatenan. Meski ABK memiliki keterbatasan, pada dasarnya mereka juga memiliki kelebihan dan bakat yang terpendam. Dilansir dari Antara, Andri Fajria yang juga penemu metode Talents pun berharap latihan dengan aktivitas ringan dapat membangunkan bakat-bakat tersembunyi anak. Bakat tersebut dapat diidentifikasi saat beraktivitas, yaitu bila merasa senang, merasa mudah, dan merasa hasil karyanya bagus.

Bakat dalam konteks ini adalah dasar kepandaian, sifat, dan pembawaan yang dibawa sejak lahir. Dalam bukunya berjudul Talents Observation: Seni Membaca Bakat Anak Usia TK dan SD, Andri Fajria membatasi arti kata bakat dalam konteks talents mapping, yaitu kumpulan maupun kombinasi dari sifat, potensi, dan peran yang secara alami mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu yang berhubungan dengan produktivitas kerja.

Kendati demikian, tidak mudah untuk tahap penerimaan saat mendapat diangnosa berkebutuhan khusus. Pada kondisi ini orang tualah yang paling diharapkan bisa memiliki sikap menerima. Ketika orang tua sudah sampai ke tahap penerimaan, juga harus tahu tahapan perkembangan tiap anak. Tentunya tahapan perkembangan anak berkebutuhan khusus dan yang tidak berbeda. Sebaiknya orang tua tidak fokus pada tumbuh kembang yang disesuaikan usia, tapi tahapannya saja.

Anak yang mencapai di satu tahap ini harus harus menjadi naik satu tahap, begitu seterusnya. Selanjutnya cari tahu bagaimana mencapai tahap selanjutnya itu. Karena, bila tahapan berdasarkan usia, tahapannya seringkali tertinggal.

Kemandirian juga harus diajarkan, seperti bagaimana memakai baju sendiri, sepatu sendiri, makan sendiri. Dengan begitu, anak akan merasa nyaman dan lebih leluasa untuk berkembang dengan adanya penerimaan dari lingkungan.

Fransiska Ignasia

Tambahkan Komentar

Follow Kami

Jangan biarkan infomasi penting dan mendalam dari kami terlewatkan! Ikuti sosmed kami: