Sudah 10 bulan lamanya dunia diteror virus Covid-19, atau yang biasa disebut virus corona. Termasuk di Indonesia, teror itu berdampak ke hampir semua sektor. Ekonomi, kesehatan, pendidikan, layanan masyarakat, semua terbengkalai. Hingga akhir bulan November kemarin, belum ada solusi pasti untuk keluar dari ancaman virus itu kecuali pembatasan aktivitas sosial; solusi yang jelas berdampak buruk bagi sektor-sektor tadi.
Awal bulan Oktober pemerintah mulai menghentikan Pembatasan Sosial Berskala Besar. Pusat perbelanjaan dan cafe diizinkan beroperasi lagi. Masyarakat juga tak jarang melepas maskernya dan berkerumun di kegiatan tertentu.
Hand sanitizer, yang harganya pernah selangit, sudah kembali ke harga normal karena permintaanya mulai turun. Seiring dengan kebijakan itu, dan kelengahan serta kejenuhan masyarakat, angka positiv corona naik lagi; bahkan mencapai 605.243 kasus pada pekan pertama Desember 2020.
Angin segar baru mulai berhembus di pekan pertama Desember. Sebanyak 1.2 juta vaksin virus corona dikabarkan telah tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, 6 Desember 2020 lalu. Vaksin produksi Sinovac itu diterbangkan dari China menuju Jakarta. Karena ini barang khusus, cargo nya pun pesawat khusus. Dan, kata Presiden Joko Widodo, vaksin itu gratis untuk masyarakat.
Untuk kloter pertama ini, akan dipetakan kelompok-kelompok prioritas yang akan disuntik vaksin; rata-rata pejabat. Ya bagus juga. Sekalian uji coba.
Di tengah perasaan senang itu, menteri BUMN Erick Thohir mengatakan vaksin diperkirakan hanya bertahan 6 bulan hingga maksimal 2 tahun. Anggaplah paling singkatnya 6 bulan. Berarti dalam setahun pemerintah harus menganggarkan untuk dua kali vaksin per orang. Jadi, vaksin corona ini bisa jadi prospek bisnis yang bagus.
Harga Vaksin Corona yang tiba kemarin sekitar 367 ribu rupiah hingga 441 ribu rupiah. Diproduksi oleh BUMN Biofarma yang bekerjasama dengan Sinovac, perusahaan asal China. Itu hitungan untuk jatah per orang atau dua kali vaksin. Jika 260 juta penduduk Indonesia dapat vaksin, maka bisa dibayangkan betapa menggiurkannya bisnis vaksin ini. Perusahaan manapun yang bekerja sama dengan pemerintah, bisa meraup cuan yang tak sedikit.
Di tingkat global, perusahaan vaksin bisa meraup pendapatan 365 trilliun per tahun dari bisnis vaksin. Maka tak heran isu bisnis vaksin akan memperkuat holding BUMN begitu kuat berhembus. Tak sedikit yang beranggapan vaksin ini akan jadi lahan bisnis yang hanya menguntungkan perusahaan plat merah.
Sembako saja untung nya tidak sedikit. Sampai menggelapkan mata Juliari P Batubara. Itupun penyalurannya sudah berakhir beberapa bulan lalu. Apalagi vaksin ini, yang pengadaanya berkala dan berkelanjutan. Lumayanlah.
Tambahkan Komentar