Readtimes.id– Sering mengonsumsi makanan tidak bersih dan terkontaminasi bakteri bisa menjadi sumber penularan penyakit yang dikategorikan sebagai foodborne diseases.
Demam tifoid atau tipes menjadi salah satu penyakit yang bisa menyerang seseorang akibat menyantap makanan dan minuman tak higienis. Demam ini disebabkan karena bakteri Salmonella thyphi di saluran cerna dan berdampak pada seluruh tubuh.
Tidak hanya dari makanan atau minuman, tangan yang terkontaminasi bakteri lalu mengontaminasi makanan juga dapat menjadi penyebab penularan. Ketika seseorang terinfeksi, nantinya akan menularkan bakteri melalui feses atau kotorannya dan menginfeksi orang lain.
Di Indonesia sendiri, demam tifoid sudah termasuk endemi. Penyakit ini bisa muncul sepanjang tahun tak dipengaruhi musim dengan sekitar 51-148 kasus setiap 100 ribu penduduk per tahun.
Dilansir dari Antara, dokter spesialis penyakit dalam sekaligus Wakil Sekretaris Jenderal Perhimpunan Alergi dan Imunologi Indonesia, dr. Suzy Maria, Sp.PD, K-AI mengatakan, bakteri yang mengontaminasi makanan ini pertama-tama menginfeksi saluran cerna lalu menyebabkan munculnya gejala-gejala khas demam tifoid pada tubuh.
Ia menjelaskan bahwa kuman Salmonella thyhpi ini akan menginfeksi saluran cerna, masuk ke aliran darah dan terjadilah gejala demam. Meskipun masuknya lewat saluran cerna, tetapi gejalanya bisa satu badan.
Umumnya penderita akan mengalami mual, muntah, diare, diare berdarah, sulit buang air besar (BAB), lemas, demam yang semakin hari semakin tinggi, serta batuk kering.
Gejala yang dialami sangatlah bervariasi, mulai dari ringan hingga berat yang mengancam jiwa. Gejala lainnya yakni kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan dan muncul ruam pada kulit berupa bintik berwarna merah.
“Jika sudah masuk kategori berat bisa mengakibatkan bocor di usus, zat-zat racun sampai ke otak, hingga tidak sadarkan diri,” ujarnya.
Di sisi lain, dokter Suzy juga menerangkan bahwa ada beberapa orang yang justru semata-mata hanya menjadi pembawa (carrier) dan tidak mengalami gejala apapun namun tubuhnya sudah terkontaminasi bakteri penyebab demam tifoid.
Bila foodborne diseases ini tak segera ditangani secara benar, maka bisa menyebabkan kematian. Angka fatalitas akibat demam tifoid sekitar 1 persen. Dokter Suzy mengatakan, sebanyak 600-1500 kasus kematian akibat demam tifoid yang terlanjur mengalami komplikasi.
Kendati demikian, agar tak terkena demam tifoid, kita bisa memastikan makanan yang akan dikonsumsi dalam kondisi matang serta menjaga kebersihannya. Baik itu dari tahap mempersiapkan bahan makanan, proses pengolahan, penyajian, pengemasan, penyimpanan, dan bahkan tahap pengantaran makanan – baik yang disiapkan sendiri, dibeli, maupun melalui pemesanan.
Tambahkan Komentar