RT - readtimes.id

IDEC; Pandeminomics menerpa Kota Makassar

Istilah Pandeminomics, berdasarkan mesin pencari akan merujuk pada tulisan Dr. Y. Sri Susilo Dosen Bisnis dan Ekonomika UAJY Atma Jogja sekaligus pengurus Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI). Secara sederhana, ‘Pandeminomics berarti efek pandemi Covid-19 bagi ekonomi’.

Memang sudah setahun dunia termasuk Indonesia, mengalami persoalan pandemi yang bukan hanya berpengaruh pada mortality rate (angka kematian), namun lebih jauh berpengaruh pada hal fundamental yakni ekonomi. Menurut BPS pada akhir tahun yang lalu angka kemiskinan Indonesia telah mencapai 10,19 persen atau mencapai 27,55 juta orang.

Bulan februari 2021, BPS lagi-lagi merilis gambaran yang kurang menggembirakan yakni memperlihatkan inflasi hanya sebesar 0,10% menurun dari bulan Januari yang menyentuh angka 0,26%.

Penurunan inflasi ini mengindikasikan bahwa lemahnya ‘aktivitas konsumsi terutama daya beli masyarakat’ sedang terjadi.

Gambaran melemahnya daya beli dan konsumsi publik tersebut, terekam dari hasil survey yang disampaikan oleh Indonesia Development Engineering Consultant (IDEC) yang sabtu lalu (28/2) yang merilis hasil Survey di kedai kopi ide makassar yang bertajuk ;’ Efek Pandemi bagi Daya Beli Warga Kota Makassar’.

Hasil survey IDEC tersebut menjelaskan bahwa sebesar 28,20 % warga kota makassar menyampaikan daya beli mereka sangat terpengaruh akibat pandemi dan 62,32 % warga kota menyampaikan pandemi berpengaruh terhadap kemampuan daya beli mereka.

Survey IDEC juga mencatat, tiga kelompok yang menyampaikan sangat terpengaruh oleh Covid yakni kalangan ibu rumah tangga (31,09%),  pekerja swasta (15,97%) dan 12,61% adalah kelompok pedagang kecil UMKM.

“Bagi para ibu rumah tangga, lewat survey ini juga terbaca dampak pandeminomic telah menyebabkan banyak ibu rumah tangga mengurangi komponen konsumsi rumah tangga mereka seperti belanja makan minum, transportasi dan belanja pemakaian listrik sampai gas”, ungkap Nafli Masud peneliti Indonesia Development Engineering Consultant.

Sementara itu, Dr. Anas Iswanto Anwar pakar ekonomi Universitas Hasanuddin, menanggapi hasil survey IDEC menyampaikan pandanganya, ‘dalam situasi penurunan daya beli akibat pandeminomics maka yang memiliki sumberdaya finansial adalah pemerintah karena sektor swasta dan kemampuan konsumsi warga melemah bahkan tidak bergerak’.

Karena itu, pemerintah mesti hadir mendorong bantuan bagi warga. Caranya, tentu lewat bantuan sosial, bantuan padat karya bagi pekerja swasta korban PHK, serta program stimulus ekonomi yang bisa mendorong sektor usaha besar dan kecil lebih berdaya.

Menyoroti Pandeminomics bagi kalangan perempuan, Muti Bahri dari ruang kolaborasi perempuan menyampaikan apa yang disampaikan oleh survey IDEC di kota makassar mengkonfirmasi berbagai fakta yang terjadi selama ini.

“Bagi kalangan perempuan yang tidak berpenghasilan tetap dan menggantungkan sumber penghasilan dari suami yang terdampak pandemi, mereka harus berusaha lebih keras agar mencukupi kebutuhan konsumsi rumah tangga”, ungkap Muti.

Lewat survey ini, IDEC juga menawarkan sejumlah solusi kebijakan yang bisa dilakukan oleh pemerintah kota makassar dalam mengatasi Pandeminomics . “Karena yang paling terdampak adalah kalangan perempuan utamanya ibu rumah tangga tentu solusi bantuan permodalan sekaligus pelatihan pemasaran berbasis daring bisa menjadi agenda prioritas yang bisa dilakukan pemkot makassar.

Selain sejumlah kebijakan lain, seperti memanfaatkan kebun kota (city garden) sebagai sarana  pangan alternatif keluarga dan kebijakan bantuan sosial bagi warga terdampak” tutup Nafli Masud.

2 Komentar

Follow Kami

Jangan biarkan infomasi penting dan mendalam dari kami terlewatkan! Ikuti sosmed kami: