RT - readtimes.id

Pandeminomics, Ibu Rumah Tangga Kelompok Rentan yang Terpengaruh

Readtimes.id –  Ibu rumah tangga secara umum mereka yang bekerja disektor informal, kecuali dia sebagai pegawai negeri, pegawai swasta atau bekerja perusahaan pabrik.  Selama pandemi, banyak perempuan yang kehilangan pekerjaan belum lagi suaminya  di PHK.  Sehingga diperlukan peran dan strategi untuk beraptasi dan bertahan. Bagaimana ibu rumah tangga mengatasi persoalan kesulitan ekonomi.    

Penelitian Lembaga Riset Indonesia Development Engineering Colsuntant (IDEC) mengenai  efek pandemi Covid-19 bagi konsumsi daya beli warga Kota Makassar (Pandeminomics-Makassar). Ibu Rumah Tangga (IRT) merupakan kelompok yang rentan terpengaruh terhadap dampak Covid 19 selain pekerja swasta dan kelompok pedagang kecil. Daya beli kelompok yang sangat terpengaruh  IRT 31,09%, Pekerja swasta 15,97%, dan Pedagang kecil 12,61%.    

Aktivis Perempuan, Lusia Palulungan mengatakan pada stuasi pandemi seperti ini perempuan khususnya ibu rumah tangga perlu  menyiasati persoalan ekonomi. Dengan berbagai peran yang harus dilakukan. Apakah menjual online atau offline, menanam pohon atau bunga dan menanam sayuran sebagai sumber gizi untuk kebutuhan sehari-hari. Ini adalah solusi dan upaya untuk resilensi atau beradaptasi.   

Peran pemerintah juga dibutukan, berharap ada program yang lebih strategis dan spesifik menyasar pemberdayaan untuk penguatan  ekonomi perempuan. Meski sudah berjalan, misalnya ada beberapa program nasional yaitu bantuan langsung tunai, dana PHK, ada banyak termasuk sudah ada anggaran yang disediakan melalui koperasi untuk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).  

“Namun, kurangnya sosialisasi sehingga perempuan tidak dapat mengakses bantuan tersebut. Jadi harus ada peran pemerintah yang lebih strategis dan responsif untuk menyasar semua perempuan yang mengalami krisis ekonomi itu tadi,” ujarnya kepada readtimes.id Rabu, 3 Maret 2021.

Untuk memperoleh bantuan indikator miskin dan kemiskinan harus masuk di data base agar mendapat bantuan. Seperti perlindungan sosial, Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan PHK semua ada kriterianya. Sementara tidak semua orang, perempuan, keluarga masuk dalam indikator itu. Saat pandemi bantuan bukan hanya menyasar orang miskin. Meskipun orang miskin yang paling mengalami. Akan tetapi keluarga menengah kebawah pun sangat rentan dan juga mengalami hal yang sama.  

“Jadi saya kira memang pemerintah harus membuka ruang lain untuk penguatan ekonomi, pemberdayaan kepada perempuan. Hal ini tidak dibatasi pada indikator kemiskinan saja, misalnya dia masuk dalam kelompok miskin, disabilitas. Cakupan harus diperluas, jangkauannya tidak hanya orang tertentu berdasarkan indikator yang sudah ditetapkan . Sebaiknya semua yang terdampak pandeminomcs menerima manfaat. Misalnya penerima BLT,  mungkin bisa masuk bagi suaminya dalam korban PHK,” tambahnya.  

Perlunya strategi yang dilakukan dalam peningkatan pendapatan dengan perluasan lapangan kerja.  Supaya yang di PHK bisa mendapatkan pekerjaannya kembali atau mendapatkan pekerjan baru. Selain itu pemerintah perlu memberikan penguatan dalam pemberdayaan ekonomi misalnya modal, peralatan supaya mereka IRT bisa bergerak untuk menghasilkan pendapatan, itu jika pemerintah tidak bisa membuka perluasan lapangan kerja. Pendapatan meningkat akan mendorong daya beli dan konsumsi.

Ona Mariani

Tambahkan Komentar

Follow Kami

Jangan biarkan infomasi penting dan mendalam dari kami terlewatkan! Ikuti sosmed kami: