RT - readtimes.id

Ini Pertolongan Pertama untuk Kasus Hipotermia

Readtimes.id– Hipotermia tak hanya bisa dialami orang-orang yang bermukim di wilayah dengan suhu sangat dingin, tetapi juga di Indonesia dengan iklim tropis. Seperti yang rentan dialami para korban banjir atau para pendaki gunung. Tak sedikit dari mereka yang harus meregang nyawa karena serangan yang jamak terjadi di ketinggian ini.

Hipotermia adalah keadaan ketika suhu tubuh manusia menurun secara cepat hingga di bawah 35 derajat celcius. Kondisi tubuh yang kehilangan panas secara cepat ini merupakan keadaan darurat yang akan mengganggu fungsi sistem saraf, sirkulasi dan sistem tubuh lainnya.

Perlu kita ketahui penyebab umum hipotermia adalah paparan suhu dingin atau air dingin dalam waktu lama tanpa perlindungan yang cukup. Seperti terlalu lama di tempat dingin, di kolam air dingin, mengenakan pakaian basah, suhu pendingin ruangan terlalu rendah, tidak mengenakan pakaian yang tepat saat mendaki gunung, dan tidak berpakaian dengan tepat untuk cuaca dingin.

Jika tidak ditangani dengan baik, hipotermia dapat menyebabkan kegagalan total pada sistem sirkulasi dan sistem pernapasan dan akhirnya bisa menyebabkan kematian. Dokter Hendra Kurniawan, MSc SpP mengatakan, pada saat seseorang mengalami hipotermia biasanya tidak menyadari kondisinya karena gejalanya sering dimulai secara bertahap.

“Menggigil kemungkinan adalah hal pertama yang terjadi saat suhu mulai turun karena itu adalah pertahanan otomatis tubuh terhadap suhu dingin sebagai upaya untuk menghangatkan diri. Gejala yang sering muncul itu seperti gemetar, bicara cadel atau bergumam, pernapasan lambat dan dangkal, denyut nadi lemah, kecanggungan atau kurangnya koordinasi, mengantuk atau energi sangat rendah, kebingungan atau kehilangan ingatan, hilang kesadaran,” ujarnya.

Karena ini merupakan keadaan darurat seperti pada kasus hipotermia yang berat, pengobatan segera dimulai di lapangan dengan penanganan pasien secara hati-hati untuk menghindari terjadinya fibrilasi ventrikel atau disritmia jantung lainnya yang rentan terjadi pada pasien hipotermia.

Menurut dr. Hendra, target utama penanganan hipotermia adalah upaya untuk menghangatkan tubuh kembali ke suhu normal. Untuk penanganannya perlu memperhatikan beberapa hal seperti berikut;

  1. Pasien ditempatkan di lingkungan yang hangat, melepaskan semua pakaian basah dan ganti dengan handuk kering dan selimut atau kantong tidur.
  2. Bersamaan dengan itu, pasien mungkin menderita masalah lain, seperti trauma dan masalah ini mungkin juga memerlukan perhatian segera (gagal pernapasan atau jantung).
  3. Menghangatkan kembali tubuh dapat dimulai sebelum tiba di rumah sakit dengan kompres hangat (botol air hangat) yang ditempatkan di bawah ketiak, selangkangan, dan perut pasien.
  4. Pastikan kompres hangat (sekitar 41 derajat celcius) tidak panas untuk menghindari kulit terbakar. Hindari menghangatkan ekstremitas dengan menggosoknya.

Setelah menghangatkan dengan dengan selimut tebal, sebagian besar pedoman merekomendasikan penggunaan oksigen hangat yang dilembabkan dan pemberian cairan infus intravena yang dipanaskan (dipanaskan hingga 45 derajat celcius) sebagai perawatan tambahan.

Bilamana kita berada dalam situasi yang berpeluang mendatangkan hipotermia, sebaiknya konsumsi kalori dan cairan yang cukup. Selain itu, melakukan pengawasan lebih pada lansia dan anak kecil, kontrol suhu ruangan, gunakan pakaian hangat bila ke tempat dingin, dan ganti baju basah dengan pakaian kering. Selain itu, aktivitas yang membuat berkeringat harus dihindari pada orang yang sedang mengalami hipotermia karena pelepasan panas yang berlebihan.

Fransiska Ignasia

2 Komentar

Follow Kami

Jangan biarkan infomasi penting dan mendalam dari kami terlewatkan! Ikuti sosmed kami: