Readtimes.id– Kantong kemiskinan semakin bertambah di masa pandemi akibat pembatasan kegiatan yang masih diberlakukan hingga saat ini. Bantuan yang disalurkan pemerintah nampaknya tidak cukup untuk tetap menghidupi selama masa pembatasan, sehingga saling bantu antar sesama menjadi salah satu upaya yang dapat dilakukan.
Dalam situasi pandemi, Indonesia dinobatkan menjadi negara paling dermawan di dunia. Mengutip laporan World Giving Index (WGI) 2021 yang dirilis oleh CAF (Charities Aid Foundation) menempatkan indonesia di peringkat pertama dengan skor 69 persen, naik dari skor 59 persen pada tahun 2018. Pada tahun 2018 mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS), dimana kondisi ekonomi tumbuh 5,17 persen.
Relawan terus bermunculan dalam rangka membantu masyarakat yang terdampak. Begitu banyak pihak saling membantu dengan berbagai bentuk dan metode penyaluran, baik secara konvensional maupun digital.
Ekonom dan pengusaha Hendro Puspito menerangkan, saling bantu selama pandemi mampu memberikan pertolongan bagi warga terdampak dan juga mampu menumbuhkan rasa optimisme menghadapi pandemi dan pemulihan ekonomi.
“Gerakan budaya saling membantu merupakan warisan nenek moyang. Budaya gotong royong menjadi ruh lahirnya manusia dermawan di Indonesia, terutama di masa pandemi,” jelasnya secara tertulis kepada readtimes.id.
Kondisi ekonomi pada triwulan 1-2021 hanya bertumbuh 0,74% akibat tergerus pandemi. Menariknya dari data di atas, semangat berbagi orang Indonesia tidak terpengaruh pandemi.
“Justru saat pandemi skor kedermawanan naik sepuluh persen. Berarti di Indonesia orang dermawan itu banyak, maka perlu dioptimalkan,” ungkapnya.
Pandemi memanggil setiap jiwa dermawan untuk menyebarkan virus kebaikan. Aksi donasi baik pribadi, kelompok atapun korporasi terus bergulir. Meskipun kondisi ekonomi sedang lesu dan banyak perusahaan yang gulung tikar akibat pandemi, masih banyak pula yang mampu meraup keuntungan besar.
Pelaku usaha yang profit, memberikan bantuan baik secara langsung ataupun berkolaborasi dengan pemerintah. Melalui corporate social responsibilty (CSR), beberapa pelaku usaha berdonasi.
Contohnya perusahaan asal jepang PT Smelting melalui PT Linde memasok 290 ton oksigen medis dan menyiapkan 50 ton per pekan disalurkan melalui Petrokimia Gresik. Selain itu, Gojek menggelontorkan bantuan belanja sambako senilai Rp25 miliar berupa non-tunai, langsung ke akun ratusan ribu mitra driver seluruh Indonesia.
Perusahaan korporasi juga sigap untuk berkontribusi terhadap sesama. MNC Group dengan MNC peduli, CT Corp, Bakrie Group, Astra, Indofood dan masih banyak lagi yang peduli terhadap pandemi.
Untuk membangkitkan kedermawanan sosial sampai titik terjauh, perlu adanya rasa saling percaya antara donatur dan pengelola donasi tersebut. Beragam inisiatif untuk pengelolaan aksi donasi yang memudahkan dalam pengelolaan, seperti platform digital gopay, kitabisa.com, aksi cepat tanggap dan dompet peduli lainnya.
Memudahkan bagi dermawan untuk berdonasi dan memantau secara digital, bagaimana implementasi penyampaian donasi tersebut. Kepercayaan ini modal dasar untuk menyebarluaskan virus kedermawanan ini. Tidak ada sekat antar suku, agama, ras dan antar golongan. Semua menjadi kesatuan yang akan optimal dan membawa dampak positif bagi masyarakat terdampak dan pemerintah.
Kondisi saat ini Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mendorong pemerintah daerah melakukan realokasi dan refocusing anggaran untuk tujuan penanganan Covid-19. Dalam hal ini, anggaran untuk pembangunan menjadi terhambat. Stagnasi program pembangunan akan berdampak terhadap ekonomi.
“Maka dari itu, pemerintah dapat memanfaatkan kedermawanan sosial ini untuk membantu penanggulangan pandemi. Sinergi pemerintah dan pengusaha akan mampu mempercepat pemulihan ekonomi bangsa,” pungkasnya.
4 Komentar