
Readtimes.id– Aktivitas berkebun pada masyarakat perkotaan (urban farming) kini menjadi tren dan menjadi kegiatan baru yang digemari sejak pandemi Covid-19. Hal ini tentunya ikut mendukung pemulihan ekonomi Indonesia dari sektor pertanian.
Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto, melihat urban farming setahun belakangan ini sebagai fenomena yang luar biasa. Dirinya menyatakan bahwa sejak urban farming menjadi tren, penjualan benih hortikultura meningkat hingga lima kali lipat.
“Pandemi dan WFH membuat orang memiliki aktivitas baru di rumah, seperti urban farming dengan menanam hidroponik. Ini adalah fenomena luar biasa. Kami memantau penjualan benih sejak tren ini berlangsung dan ternyata benih horti meningkat hingga lima kali lipat,” ujar Anton -sapaan akrabnya pada acara focus group discussion bertajuk Kisah Sukses Urban Farming.
Animo masyarakat terhadap kegiatan urban farming memang sangat tinggi. hal ini menjadi dukungan bagi pertanian Indonesia, terutama subsektor hortikultura atau budidaya tanaman yang dilakukan di kebun dan halaman rumah.
Fenny Pontoh, merupakan salah satu pegiat urban farming di Kota Makassar yang memiliki perkebunan bernama Delta Farm. Fenny sudah memulai kegiatan urban farming sejak 2013, ia memanfaatkan lahan depan rumahnya untuk menanam secara hidroponik dan aquaponik.
“Kami mulai menanam sejak akhir tahun 2013, meski masih tahap belajar dan coba coba dari sebelumnya menanam secara konvensional sekarang kita sudah menanam secara hidroponik dan aquaponik,” ungkapnya secara tertulis kepada readtimes.id.
Selain menanam untuk kebutuhan dapur dan usahanya sendiri, Fenny juga mengajak beberapa komunitas untuk ikut bergelut pada kegiatan urban farming.
“Setelah kami berhasil menanam dengan hidroponik, akhirnya menular ke berbagai kalangan dan komunitas, seperi majelis taklim, remaja masjid, dan lain sebagainya,” jelasnya.
Selain itu, pihak Delta Farm juga menerima siapa saja yang datang ke kebun mereka dan ingin belajar bercocok tanam pada lahan yang sempit.
Saat ini Delta Farm memiliki kurang lebih seribu lubang tanam dan memanfaatkan pagar, tembok dan kolam ikan untuk menanam secara hidroponik dan aquaponik.
Tanamannya saat ini berupa sayuran seperti selada, pakcoy, kangkung, bayam, seledri, mint dan kale. Ada juga buah seperti strawberi dan berbagai jenis bunga.
Delta Farm menggunakan sosial media untuk memasarkan hasil penennya. Hingga saat ini telah memasarkan hasil panen ke berbagai toko sayur dan buah, ke pedagang kebab dan burger serta dijual ke beberapa supplier.
Urban farming telah menjadi salah satu kegiatan yang mengisi kebosanan selama masa pandemi yang mengharuskan kita tetap tinggal di rumah. Selain itu kegiatan ini juga mampu mendatangkan keuntungan dan pengurangan biaya untuk membeli kebutuhan sayur dan buah sehari-hari.
Melihat hal tersebut, menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) memiliki program pengembangan Kampung Hortikultura. Program ini tidak hanya menyasar lahan hamparan yang sudah ada, tetapi juga petani dengan lahan sempit.
Kampung Hortikultura mengusung konsep One Village One Variety (OVOV). Komoditas yang dikembangkan akan disesuaikan dengan agroekosistemnya. Kemudian, kampung tersebut akan dibantu benih unggul, pengendalian OPT, serta sarana dan prasarana dengan tetap memperhatikan sisi ramah lingkungan.
Melalui program Kampung Hortikultura, Kementan berharap mampu meningkatkan kesejahteraan para petani dengan produktivitas hasil yang tinggi dan pengembangannya menjadi area agro edu wisata.
Tambahkan Komentar