Readtimes.id– Pernah merasa pusing saat berbaring di tempat tidur dan kemudian berdiri secara tiba-tiba lalu hilang keseimbangan? Rasa pusing ini mungkin menyiratkan vertigo, keseimbangan tubuh yang buruk atau pingsan.
Vertigo adalah jenis pusing yang membuat kita terasa seperti berputar, dapat berlangsung beberapa detik hingga berhari-hari dan sering memburuk dengan gerakan.
Vertigo atau kehilangan keseimbangan akan sangat mengganggu aktivitas sehari-hari manusia, walaupun tidak menimbulkan rasa sakit pada organ tubuh lainnya. Ketika kambuh, penderita vertigo akan mengalami kesulitan berdiri dan bergerak karena merasa sakit kepala luar biasa hingga dunia tampak berputar, bahkan kerap kali disertai dengan rasa mual dan muntah.
Melansir dari Antara, Dr. Entjep Hadjar, Sp. THT-KL menjelaskan bahwa penyebab vertigo bisa dari gangguan syaraf, penyakit dalam serta telinga, hidung, tenggorokan (THT).
Secara garis besar, penyebab umum dari vertigo adalah keadaan lingkungan, obat-obatan, kelainan sirkulasi, gangguan fungsi otak sementara karena berkurangnya aliran darah ke salah satu bagian otak. Kelainan di telinga seperti endapan kalsium pada salah satu kanal di dalam telinga bagian dalam, infeksi telinga bagian dalam karena bakteri, serta infeksi labirin di dalam telinga.
Menurut Dr. Entjep Hadjar, penderita vertigo mengalami penyakit batuan kecil (debris) pada alat keseimbangan, menunjukkan bahwa penyakit debris pada ruang otak yang berfungsi menjaga keseimbangan tubuh manusia atau yang disebut dengan vertigo debris menjadi penyebab utama vertigo.
“Vertigo debris terjadi karena terdapat gangguan debris pada ruang berbentuk setengah lingkaran yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh. Hal tesebut disebabkan oleh sensor keseimbangan (otolith) memiliki berat jenis yang lebih besar dari cairan endolymph,” ujarnya.
Perlu kita sadari, alat keseimbangan manusia bersifat dinamis sehingga sangat mudah terangsang oleh gerakan putaran kepala kita. Bila memutarkan kepala, cairan endolymph akan ikut bergerak merangsang alat keseimbangan untuk beradaptasi. Bila terdapat debris pada alat keseimbangan, maka cairan endolymph akan mengalami gaya dorong yang lebih besar dari yang seharusnya dan merangsang alat keseimbangan dengan daya rangsang yang lebih besar. Hal ini biasa disebut dengan vertigo posisi atau dalam istilah kedokteran disebut dengan BPPV atau vertigo posisi paroxysmal jinak.
Selanjutnya, dikembangkan metode pengobatan bernama Hallpike Manouver yang terdiri dari dua cara. Pertama menghancurkan debris dengan menggunakan vibrator yang ditempel pada kepala penderita. Selain untuk menghancurkan debris, vibrator juga digunakan untuk melepaskan debris yang sudah terlanjur melekat.
Kedua, penderita akan diminta untuk melakukan posisi kepala tertentu untuk menggiring pecahan batu kembali ke tempatnya tentu diawali dengan diagnosa yang baik dan tepat.
Bisa dilakukan dengan beberapa tes untuk menentukan letak batu sebenarnya dari enam saluran setengah lingkaran, tiga di sisi kanan dan tiga di sisi kiri yang ada dalam alat keseimbangan, yaitu: tes putar keher, tes kanal horizontal, tes kanal posterior kanan, dan tes kanal posterior kiri.
Kendati demikian, bila keluhan vertigo sulit untuk dilihat, maka dapat berpegang pada rasa vertigo itu sendiri tanpa harus membedakan apakah berasal dari kanal posterior atau kanal anterior. Yang terpenting untuk diketahui adalah reposisi kanalit. Bila kepala pasien diputar ke kanan dan terasa vertigo lebih berat, maka reposisi kepala harus diputar ke arah sebaliknya, yaitu ke kiri.
Untuk pengobatan vertigo debris saat ini juga sudah sangat praktis, aman, dapat hilang dalam beberapa menit, dan tanpa obat. Pengobatannya disebut dengan Canalith Repositioning Therapy (CRT), disertai dengan vibrasi, yang berfungsi untuk mengurangi rasa pusing dan memudahkan reposisi kanal pada pasien.
Tambahkan Komentar