Readtimes.id—Budidaya tanaman porang belakangan ini menjadi tren baru di dunia pertanian. Umbi-umbian ini disebut tanaman emas karena harga jual tinggi dan cukup menjanjikan.
Dilnsir dari Antara (28/7), Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan, pemerintah melalui Kementan tengah fokus mengembangkan potensi tanaman porang. Sebab porang memiliki pasar ekspor yang menjanjikan dan dinilai dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta pertumbuhan ekonomi nasional.
“Potensi pengembangan porang jelas besar karena kita memiliki lahan marginal yang luas. Budidaya porang ini khusus kita ekspor,” ujarnya.
Harga porang hingga saat ini mencapai Rp8 ribu hingga Rp13 ribu per kilogram untuk porang basah dan Rp55 ribu hingga Rp65 ribu per kilogram untuk porang kering.
Tingginya permintaan porang sebagai komoditi ekspor, sehingga ke depan porang bisa menjadi komoditi yang menjanjikan dan diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan petani. Pada 2020 saja, nilai ekspor porang mencapai hampir Rp1 triliun. Negara tujuan ekspornya antara lain Jepang, China, Australia, dan Vietnam.
Porang biasanya dimanfaatkan dengan diolah menjadi tepung yang dipakai untuk bahan baku industri kosmetik, pengental, lem, mie ramen, dan campuran makanan. Sebagai tanaman budidaya pertanian, keunggulan porang yakni bisa beradaptasi pada semua jenis tanah dan ketinggian antara 0-700 mdpl.
Syaharuddin Alrif, petani muda porang sekaligus pembina Kelompok Tani Semangat Milineal mengapresiasi Menteri Pertanian yang telah menginiasi budidaya porang serta bantuan dan pendampingan teknologi yang sangat optimal.
Menurut Syaharuddin, budidaya porqng tak ubahnya seperti memanen dolar sebab memberikan keuntungan yang sangat besar.
“Luas lahan porang yang kami budidayakan sekita 50 hektar. Hasil panenya bisa mencapai 150 ton per hektar dalam 8 bulan. Dengan harga paling rendah Rp8.000 per kilogram, kita bisa dapat Rp1,2 miliar. Total biaya hanya Rp70 juta per hektar, jadi keuntunganya sangat besar,” ucap dia.
Indonesia sendiri mulai mensosialisasikan ke masyarakat luas untuk dapat berbisnis umbi porang dengan cara membudidayakan bibitnya secara mandiri. Tujuannya agar petani dapat memasok bibit berkualitas dari hasil budidaya mandiri.
2 Komentar