Readtimes.id—Pertanian menjadi salah satu sektor yang masih dapat tumbuh positif di tengah pelemahan ekonomi akibat pandemi. Hal ini didukung oleh beberapa komoditas hasil tani yang nilainya begitu menjanjikan, salah satunya komoditas tanaman porang.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sektor pertanian memiliki kontribusi sebesar 13,70 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional atau terbesar kedua setelah sektor industri pengolahan sebesar 19,88 persen. Tak heran bila pemerintah terus memaksimalkan hasil pertanian untuk mendukung pemulihan ekonomi
Industri pengolahan porang kian merambah pasar ekspor di tengah tekanan perekonomian selama pandemi. Porang menjadi salah satu komoditas pertanian yang diminta presiden Jokowi untuk dikembangkan secara serius. Komoditas ini dinilai punya potensi pengembangan sangat besar.
“Saya melihat yang namanya porang, ini bisa menjadi komoditas baru yang memberikan nilai tambah bagi petani,” kata Presiden Jokowi dalam gelaran Rakornas Pengendalian Inflasi 2021, Rabu (25/8/2021).
Kementan mencatat ekspor porang periode Januari hingga 28 Juli 2020 sebesar 14.568 ton dengan nilai Rp801,24 miliar. Sebelumnya, ekspor porang selama 2019 sebanyak 11.720 ton senilai Rp644 miliar.
Akademisi pertanian Universitas Brawijaya, Dr. Doddyk Pranowo mengatakan peluang bisnis berbahan baku porang punya potensi besar diolah menjadi produk olahan makanan, seperti mie shirataki, beras konyaku, mie shirataki instant, pasta porang, konyaku, boba dan turunan makanan lainnya yang dapat digolongkan sebagai makanan sehat.
Doddyk menambahkan, berdasarkan hasil analisanya, produktivitas lahan porang adalah sebesar 70ton/Ha. Analisa itu ada berdasarkan data ekspor porang 2019-2020 yang sebesar 20,5 juta kg chips atau setara dengan 136 juta kilogram porang basah.
Artinya, potensi porang memang cukup besar terutama di pasar global. Doddyk berharap pasar dalam negeri juga dapat didukung serta diperkuat dalam menyerap produk hasil pengolahan porang, di tengah tantangan branding produk porang yang cenderung masuk ke produk kelas menengah ke atas.
“Ke depan, diharapkan adanya dukungan inovasi dalam mempopulerkan produk olahan porang menjadi fokus pengembangan pasar porang dalam negeri. Sehingga, tanaman porang tidak hanya dinikmati pasar luar negeri namun juga dapat dinikmati seluruh masyarakat Indonesia,” tuturnya.
Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong potensi pengembangan industri pengolahan porang melalui pendampingan pelaku industri kecil dan menengah (IKM) dengan memfasilitasi peningkatan teknologi produksi.
Tujuannya, ntuk memberikan nilai tambah terhadap perekonomian nasional. Komoditas-komoditas pertanian kita masih perlu pengembangan lebih lanjut, sehingga dapat menjadi produk yang lebih bernilai.
Tambahkan Komentar