RT - readtimes.id

Morowali Utara dan Kesiapan Masa Depan Ekonomi Nasional

Readtimes.id – Pemerintah mendorong industri otomotif dengan membangun industri mobil listrik Indonesia, sebagai upaya dalam percepatan program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai. Hal ini dituangkan dalam Peraturan Presiden  (Perpres) Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan tertanggal 8 Agustus 2019.  

Perpres tersebut membahas soal tingkat komponen dalam negeri untuk kendaraan bermotor listrik berbasis baterai, pemberian insentif untuk mempercepat program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai untuk transportasi jalan hingga penyediaan infrastruktur pengisian tenaga listrik.

Industri ini juga sementara dikembangkan disetiap negara. Sulawesi Tengah (Sulteng) sudah dikenal sebagai pemasok bahan baku baterai jenis lithium yang menjadi komponen utama mobil listrik. Sehingga Morowali dan Morowali Utara diusulkan sebagai salah satu pusat pembangunan industri mobil listrik nasional.  

Sulteng memiliki lebih dari 200.000 hektar tambang nikel dengan kadar hingga 40%. Morowali Utara dan Morowali sebagai pusat nikel dan pusat industri logistik nasional sebagai bahan baku utama mobil listrik. Terkenal dengan hilirisasi nikelnya yang didukung dengan kekayaan sumber daya alam (SDA) Nikel yang dapat menjadi bahan baku baterai lithium.     

Wakil Ketua I DPRD Morowali Utara, Idham Ibrahim, M.SE mengatakan Morowali Utara terdapat PT. Gunbuster Nickel Industry (GNI) A dan B, yang sementara membangun pabrik-pabrik berfokus pada industri kelistrikan yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Selaku Pimpinan DPRD Morowali Utara mendukung hal tersebut, disamping perusahaan ini berjalan, juga meningkatkan perekonomian yang ada di Morowali.  

Untuk sampai akhir 2021, akan ada total 24 lini produksi yang ditargetkan dapat menyerap 13 juta ton biji  nikel tiap tahun yang diproduksi menjadi ferronickel sebanyak 1,8 juta ton. Proyek pembangunan smelter telah menyerap 1.251 tenaga kerja.  83,85% diantaranya merupakan tenaga kerja lokal serta akan terus bertambah secara signifikan. Penyerapan tenaga kerja dapat mendorong pemulihan aktivitas ekonomi masyarakat pasca pandemi Covid-19.

Adanya perekrutan karyawan artinya perusahaan memberikan kontribusi terhadap  masyarakat yang ada disitu untuk mendapatkan pekerjaan, sebagai pemberi sumber kehidupan bagi keluarganya. 

“Kami dari DPRD akan memberikan perhatian khusus terkait karyawan dengan mengutamanakan masyarakat lokal,  memperhatikan lingkungan disekitar dengan melakukan penataan terkait industrinya yang sesuai dengan peruntukan masing-masing desa dan kecamatan yang ada di Kabupaten Morowali Utara. Sebagai wakil rakyat masyarakat disana, saya sangat mensupport kegiatan tersebut,” ujarnya kepada readtimes.id, Senin 8 Maret 2021.

Pencapaian telah terlihat progresnya, konstruksi smelter tahap 1 telah mencapai 48% dan akan mulai produksi pada kuartal 1 tahun 2021, yang akan menerima karyawan kurang  lebih sekitar 1000 sampai 3000 orang tahun ini. Berharap tidak sekedar menjadi pabrik baterai, tapi pusat perakitan mobil listrik. Saat ini perusahaan PT GNI sedang memacu penyelesaian dua unit.

Sejak beberapa tahun lalu, mobil listrik juga mulai diperkenalkan oleh beberapa produsen kendaraan ke pasar Indonesia. Produsen mobil asal Jerman, Jepang, dan Korea telah melempar sebagian produk mobil listriknya untuk konsumen di Indonesia. Sementara produsen mobil listrik Amerika Serikat, Tesla, santer dikabarkan akan segera membangun pabrik di Batang dan Jawa Tengah. Masuknya tesla ke Indonesia sebagai bagian dari upaya membentuk ekosistem pengembangan mobil listrik berbasis baterai di Indonesia.

Ona Mariani

Tambahkan Komentar

Follow Kami

Jangan biarkan infomasi penting dan mendalam dari kami terlewatkan! Ikuti sosmed kami: