RT - readtimes.id

Pendidikan Vokasi, Solusi Kurangi Pengangguran

Readtimes.id- Pemerintah telah mencanangkan kebutuhan tenaga kerja terpenuhi dengan menempuh Pendidikan vokasi. Pendidikan vokasi yang dimaksud adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), balai latihan kerja dan kampus Politeknik. Bertujuan meningkatkan kompetensi sumber daya manusia sekaligus dapat mengurangi angka pengangguran.  SMK sederajat disarankan untuk mengikuti program pendidikan vokasi yang link and match dengan industri. 

Khusus untuk mereka dari sekolah kejuruan, mendapatkan pembelajaran yang porsinya 70 persen praktik dan 30 persen teori. Program pendidikan vokasi ini telah menjangkau wilayah Jawa, Sumatera, hingga Sulawesi. Sehingga pemerintah menyadari pada saat bersamaan Indonesia kedepan, membutuhkan tenaga terampil yang diarahkan pada pendidikan vokasi.  

Wakil Direktur III PNUP, bagian perencanaan, kerjasama dan sistem informasi,  Fajar, S.T.,M.Eng mengatakan, kebutuhan tenaga lulusan pendidikan vokasi 2024 diharapkan bisa mencapai 2,5 juta orang. Bukan hanya kuantitas alumni Pendidikan vokasi yang diinginkan pemerintah, tetapi kualitas yang bagus sesuai dengan kebutuhan industri.   

Khusus pendidikan vokasi, saat ini sudah dibagi. Ada Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi yang menaungi  sekolah kejuruan dan politeknik baik negeri atau swasta. Persiapan pendidikan vokasi seperti balai latihan kerja dan Politeknik, menjamin bahwa orang yang selesai kuliah tidak menganggur. Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP), membangun komunikasi intens secara aktif antara dunia industri. Kita menyadari bahwa institusi pendidikan itu hampir serupa dengan industri.

“Industri mengolah bahan baku menjadi yang diminati oleh pasar. Kalau institusi pendidikan mengelola sumber daya menjadi sumber daya unggul. Alumni adalah produknya institusi pendidikan. Makanya produk ini harus kita cetak sesuai dengan pesanan dari industri. Inilah yang kita lakukan sekarang. Sebanyak 25 kurikulum, ketika akan melakukan perubahan, akan menghadirkan stakholder dari indusri,” ujarnya kepada readtimes.id Kamis, 11 Maret 2021.

Membuka program studi baru sesuai dengan kebutuhan industri dengan melakukan kerjasama dengan pemerintah daerah. Kurikulum disusun sesuai dengan permintaan industri, dengan menyampaikan analisis tenaga kerjanya untuk 3 atau 4 tahun kedepannya. Sehingga alumni pendidikan vokasi siap bekerja. Perusahaan seperti PT Semen Tonasa, PT Antam, PT Vale dan sementara PT GNI yang di Morowali Utara yang fokus pada pertambangan nikel.

Kurikulum dibikin akan sesuai kebutuhan dan kompetensi perusahaan atau industri. Setelah kurikulum dihasilkan bersama antara pihak kampus dan industri juga dijadikan sebagai tim pengajar. Dosen pengajar dari industri,tentunya berbeda dengan dosen regular, dan tetap menjalankan kewajibannya sebagai staf di perusahaannya.

Menjadi dosen di Politeknik karena paling memahami proses yang ada.  Mahasiswa diberi kesempatan  membimbing di kampus dan di industri dan melakukan penelitian bersama. Misalnya mahasiswa Diploma III (D3) untuk semester terakhir diberikan kesempatan satu semester untuk magang. Sedangkan mahasiswa Diploma IV (D4)  kesempatan satu tahun untuk magang. Begitu mahasiswa selesai, kompetensi dan ada kesempatan  untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja. Sehingga selesai wisuda,  bisa langsung bekerja dan tidak perlu lagi proses adaptasi.   

Akibat pandemi, adalah panggung kreativitas melakukan proses adaptasi pembelajaran. Sebelum pandemi PNUP sudah menerapkan e-learning. Politeknik Negeri Ujung Pandang pada perkuliahan teori saja yang online. Praktikum mahasiswa harus datang ke laboratorium,  sebab materi praktikum itu adalah materi yang mengharuskan target pendidikan dalam hal  keterampilan. Mahasiswa dengan protokol kesehatan yang ketat pada saat di laboratorium.

Ona Mariani

Tambahkan Komentar

Follow Kami

Jangan biarkan infomasi penting dan mendalam dari kami terlewatkan! Ikuti sosmed kami: