RT - readtimes.id

Pentingnya Oksigen bagi Pasien Covid-19

Readtimes.id– Oksigenasi atau terapi oksigen diberikan ke pasien yang kesulitan mendapat oksigen secara alami, termasuk pasien Covid-19 yang mengalami sesak hingga kesulitan pernafas.

Sindrom gangguan pernapasan akut atau Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) terjadi karena kerusakan aveoli atau kantung udara di paru-paru yang berfungsi menyalurkan oksigen ke darah dan mengeluarkan karbondioksida dari dalam darah.

Dokter Anindita Kristanti mengatakan, pada keadaan ini membran yang melindungi pembuluh darah kapiler menjaga cairan tetap dalam pembuluh darah kemudian bocor ke alveoli. Adanya penumpukan cairan yang membuat paru-paru tidak terisi udara sehingga pasokan oksigen dalam tubuh menjadi berkurang. Keadaan ini membuat nafas jadi sesak dan mengancam jiwa.

Tandanya seperti frekuensi napas lebih dari duapuluh kai per menit, saturasi oksigen di bawah 95 persen dan pemeriksaan rapid antigen atau PCR positif. Apabila tidak memenuhi kriteria, dapat dilakukan isolasi mandiri serta konsultasi agar mendapat bantuan tenaga medis.

“Disisi lain, ada juga pasien Covid-19 yang tidak bergejala apapun. Namun terkadang dapat menimbulkan penurunan oksigen perlahan. Hal tersebut sempat trending dengan nama happy hypoxia. Kejadian ini karena pusat pernapasan tidak merasakan sensasi pernapasan yang tidak nyaman namun secara tiba-tiba nafas menjadi cepat dan mengancam jiwa,” ujarnya.

Penggunaan alat bantu oksigen biasanya diberikan untuk saturasi oksigen dibawah 90 persen, namun demikian hal tersebut tergantung kondisi klinis pasien dan ketersediaan oksigen.

Jika pasien mendapati saturasi oksigen dibawah 94% atau merasakan gejala sesak napas dr. Andindita menyarankan dapat melakukan beberapa posisi untuk mengurangi sesak napas secara mandiri,yaitu:

  1. High side lying : pasien berbaring miring dengan ditopang oleh bantal, kepala dan leher disokong/disangga bantal, lutut sedikit ditekuk.
  2. Forward lean sitting : pasien duduk di meja, mencondongkan tubuh ke depan dengan kepala dan leher bertumpu pada bantal, lengan bertemu diatas meja.
  3. Forward lean sitting no table in front: pasien duduk di kursi, mencondongkan tubuh ke depan dan mengistirahatkan lengan dipangkuan sandaran lengan kursi.
  4. Forward lean standing: sambal berdiri, penderita bersandar ke depan sandaran
    kursi, ambang jendela, atau permukaan stabil lainnya.
  5. Standing with back support: pasien bersandar dengan punggung menghadap
    dinding dan tangan disamping badan. Kedua kaki ditempatkan disekitar satu kaki dari dinding dan sedikit terbuka.

Sedangkan untuk meningkatkan oksigenasi, mengurangi sesak napas, serta merangsang kerja otot-otot pernapasan lebih efisien, pasien COVID-19 dapat melakukan posisi tidur tengkurap atau prone position dengan mengganjal pinggul dan pergelangan kaki dengan bantal selama 30 menit. Setelah itu lanjutkan dengan posisi setengah duduk selama 30 menit, dan lakukan latihan pengembangan dada (ambil napas
lewat hidung, buang lewat mulut) lakukan 10-15 kali.

Kendati demikian, untuk para pasien Covid-19 yang melakukan isoman, ketika kondisi memburuk, termasuk penurunan saturasi yang drastis harus sesegera mungkin ke rumah sakit. Sesegera mungkin harus ke IGD untuk dievaluasi kondisinya. Meskipun ada yang pulih seiring berjalannya waktu, namun tak sedikit juga yang memerlukan bantuan ventilator untuk mempermudah proses bernapas.

Fransiska Ignasia

627 Komentar

Follow Kami

Jangan biarkan infomasi penting dan mendalam dari kami terlewatkan! Ikuti sosmed kami: