Readtimes.id – Salah satu pemicu polusi udara adalah gas pembuangan kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar minyak menghasilkan gas karbon monoksida. Asap pembuangan kendaraan mengandung timbal yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar minyak. Data Pengendalian Dampak Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, sebanyak 75 persen polusi udara atau sumber pencemar udara terbesar dari segmen transportasi darat. Adapun pembangkit listrik dan pemanas menyumbang 9 persen, pembakaran domestik 8 persen, dan pembakaran industri 8 persen. Pencemaran udara yang tidak sehat juga membawa dampak negatif untuk kehidupan. Biaya yang dikeluarkan untuk perawatan medis terkait masalah emisi mencapai Rp60,8 triliun pada tahun 2020.
Upaya mengurangi pencemaran udara tersebut, dapat dilakukan melalui pengendalian emisi gas buang kendaraan bermotor. Dengan penggunaan BBM yang berkualitas dan ramah lingkungan. Sebagai bentuk edukasi yang dilakukan dengan program langit biru. Program ini adalah wujud dukungan Pertamina kepada pemerintah sesuai peraturan No.41 tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran udara. BBM yang berkualitas memiliki kadar oktan tinggi yang dinilai ramah lingkungan karena rendah emisi.
Pertamina terus mendorong penggunaan produk BBM berkualitas yakni Pertalite dengan Research Octane Number (RON) 90, pertamax RON 92 dan Pertanda Turbo RON 98. Dengan program langit biru, pertamina memberikan harga yang sama antara bensin pertalite dengan bensin premium. Ini dilakukan di sejumlah daerah di Indonesia. Namun, ada batas waktu yang telah ditetapkan mengenai persamaan harga ini. Selebihnya harga akan kembali normal sesuai waktu yang telah ditetapkan. Disisi lain, kenaikan akan harga BBM non subsidi terjadi di setiap wilayah per 1 April 2021.
Pakar lingkungan dari Fakultas Teknik Lingkungan Universitas Hasanuddin Dr.Eng.Ir.Irwan Ridwan Rahim, ST.MT mengatakan, saya sangat setuju, walaupun pemerintah baru sanggup mensetting pertalite seharga premium setidaknya emisi yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor dapat berkurang dengan berpindahkan konsumsi bensin Premium menjadi Pertalite. Efektif atau tidaknya tergantung berapa besar target pengurangan pencemaran yang ingin dicapai. Kalau target pengurangan berdasarkan asumsi berpindahnya konsumsi publik dari premium ke pertalite. Efektif sepanjang kita (pemerintah, masyarakat pengguna dan stakeholder) bisa konsisten pada tujuan semula yaitu perlindungan lingkungan.
Terkait penghapusan bensin premium yang telah direncanakan sejak tahun 1996. Namun belum terealisasi hingga saat ini. Harga pertalite juga tidak selalu berlaku sama dengan harga bensin premium. Sehingga pemerintah belum konsisten melihat masalah ini sebagai bagian dari pengelolaan atau perlindungan lingkungan.
“Harapan saya masyarakat harus disadarkan tentang bahaya konsumsi BBM dengan kandungan timbal yang tinggi. Mungkin sekarang kita bisa menghemat beberapa ribu rupiah untuk membeli BBM yg lebih murah namun dampak ke depan ke generasi kemudian akan menderita karena kesehatan menurun dan lingkungan rusak yang bila dikonversi bisa jutaan atau milyaran bahkan trilyunan rupiah,” ujarnya kepada readtimes.id Kamis, 8 April 2021.
Bandar Lampung salah satu contoh yang telah menerapkan program langit biru. Selain memberi edukasi, Pertamina juga memberikan stimulus berupa promo khusus kepada konsumen. Setiap pembelian BBM Pertamax, Turbo, Pertamina Dex, dan Dexlite dengan aplikasi my Pertamina. Pemberian potongan Rp300 per liter tanpa batas maksimal. Ada juga harga khusus yang dievaluasi selama periode tertentu, bagi kendaraan roda dua, roda tiga dan kendaraan umum plat kuning.
Harga khusus, Pertamina mengajak pengendara mendapatkan customer experience. Dengan BBM berkualitas mesin kendaraan lebih awet dan bertenaga. Konsumen dapat mengenali SPBU yang melayani promo tersebut. Oktan Pertalite dengan kandungan aditif menciptakan spesifikasi mesin yang lebih tangguh. Jika dibandingkan oktan 88 yaitu premium.
Selain Pertalite mampu menghasilkan performa mesin yang lebih baik. Efeknya pada mesin adalah emisi gas buang lebih bersih. Pertamina solusi bahan bakar dan ramah lingkungan tidak hanya ditunjukkan dengan pilihan produk yang variatif namun harga yang terjangkau menjadi nilai plus semua produk Pertamina. Ini akan semakin memicu kesadaran masyarakat untuk mencintai produk-produk dalam negeri khususnya untuk konsumsi produk bahan bakar.
WHO mencatat, per tahunnya, kematian dini akibat polusi udara mencapai 7 juta kasus. Kematian tersebut dampak dari pencemaran udara melalui penyakit stroke, penyakit jantung, penyakit paru obstruktif kronik, kanker paru-paru, dan infeksi saluran pernapasan akut. Apakah pertalite sebagai solusi berkurangnya pencemaran udara?
Baca juga: https://readtimes.id/premium-hilang-pertalite-mengembang/
https://readtimes.id/kenaikan-harga-bbm-tidak-merata-bagaimana-tanggapan-masyarakat/
Tambahkan Komentar