Readtimes.id- Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I-2021 masih mengalami kontraksi minus 0,74 persen. Dengan angka tersebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia belum mampu kembali ke zona positif, setelah mengalami kontraksi 4 kali berturut-turut sejak kuartal II-2020. Kala itu, ekonomi RI minus 5,32 persen. Maka perlu upaya pemerintah dalam mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi yang positif.
Tingkat konsumsi rumah tangga akan tetap menjadi kontributor utama terhadap pertumbuhan ekonomi. Dimana, momen Ramadhan dan Idul Fitri menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi nasional. Tahun ini, terlihat masyarakat menyambut Idul Fitri dengan antusias jika dibanding tahun lalu. Pemerintah juga menerapkan kebijakan yang memicu peningkatan konsumsi dan produktivitas, di antaranya peningkatan penyaluran likuiditas bagi sektor riil, penurunan suku bunga pinjaman korporasi, dan meningkatkan kinerja ekspor.
Selain itu, pelaku usaha kreatif dan digital juga sangat membantu dalam menopang pertumbuhan ekonomi. Sektor perkebunan, pertanian, peternakan, dan perikanan yang berpotensi menjadi penggerak yang menyerap tenaga kerja yang lebih besar. Ketika bekerja maka masyarakat memiliki pendapatan yang bisa digunakan untuk konsumsi.
Pengamat Ekonomi dari STIE Muhammadiyah Mamuju, Iwan Adinugroho, S.T., S.E., M.M. mengatakan, Sektor yang menjadi penopang pertumbuhan ekonomi di Indonesia, dimana pandemi Covid-19 belum usai adalah masih sama yaitu sektor jasa kesehatan dan tingkat konsumsi rumah tangga. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan perubahan perilaku masyarakat selama pandemi serta kesadaran kesehatan. Selain itu terjadi peningkatan pertumbuhan penjualan produk yang terkait dengan industri kesehatan seperti, alat-alat kesehatan. Hal lainnya adalah adanya pencairan dana tunjangan kesehatan atau insentif untuk tenaga medis sehingga terjadi kenaikan pendapatan rumah sakit, laboratorium dan klinik kesehatan. Selain itu besarnya peningkatan akan kebutuhan rumah tangga sehingga akan memacu pertumbuhan peningkatan akan kebutuhan rumah tangga tersebut.
Namun, pemerintah perlu melakukan beberapa hal guna mencapai target pertumbuhan di kuartal II atau pada periode April-Juni 2021. Pertama, karena masih dalam kondisi Covid-19, maka hal yang utama dilakukan adalah pengendalian Covid-19 itu sendiri, dengan tetap fokus terhadap menjaga protokol kesehatan dalam pengendaliannya. Kedua, pemerintah dapat mempertahankan daya beli masyarakat menengah kebawah dengan melanjutkan program perlindungan sosial. Adapun program perlindungan sosial yang dimaksud adalah program keluarga harapan dan masih memberikan kartu prakerja serta membuka lapangan kerja. Ketiga, pemerintah berkomitmen menjaga keberlangsungan dan berkelanjutan usaha dukungan kepada sektor Usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan koperasi.
Pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama 2021 mengalami penurunan dengan kata lain minus 0,74 persen, hal ini tidak bisa dihindarkan disebabkan resesi ekonomi yang disebabkan salah satunya adalah faktor Covid-19 sehingga terjadi banyaknya orang yang kehilangan pekerjaan. Belum lagi tingginya tingkat inflasi sehingga menyebabkan sektor perekonomian Indonesia mengalami defisit malah minus.
“Semoga perekonomian di Indonesia dapat mengalami kebangkitan dan dapat tumbuh lebih dari yang ditargetkan seiring dengan terus ditekannya pertumbuhan covid 19 sehingga aktifitas perekonomian dapat menjadi semakin membaik apalagi sudah diberlakukan vaksinasi terhadap masyarakat dalam hal ini,” ujarnya kepada readtimes.id Selasa, 18 Mei 2021.
Peningkatan perekonomian nasional menjadi poin penting dan harus diusahakan oleh seluruh negara. Ketika ekonomi nasional meningkat, maka taraf hidup dan kondisi masyarakat akan meningkat. Hal ini bisa dicapai jika pemerintah sekaligus kita semua sebagai warganya mampu berperan aktif melakukan cara-cara efektif yang dapat mendorong tumbuhnya perekonomian.
2 Komentar